Suara.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bahwa pemerintah menaruh perhatian besar terhadap prevalensi anak-anak yang gagal tumbuh lantaran kurang mendapatkan gizi sehingga menjadi kerdil alias stunting.
Menurutnya, faktor stunting itu justru dapat menghambat pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul dan juga menyebabkan generasi mendatang menjadi lemah.
Hal tersebut disampaikan Ma'ruf saat berpidato dalam acara Bazaar Mandalika di Kuta Mandalika, Nusa Tenggara Barat, Kamis (20/2/2020).
"Kita ingin membangun SDM yang unggul yang tidak boleh generasi kita itu lemah," kata Ma'ruf.
Baca Juga: Picu Radikalisme, Wapres Maruf: Khatib Masjid Jangan Bangun Narasi Konflik
Ma'ruf menuturkan angka prevalensi stunting di Indonesia memang tinggi. Akan tetapi ia melihat banyak atlet-atlet berprestasi yang berasal dari NTB.
"Kalau dari segi potensi, di NTB ini kita yakin orangnya hebat-hebat, ada yang bisa jadi pelari, yang hebat ini dipertahankan, jangan mundur lagi. Jangan sampai lemah dan jangan jadi stunting," ucapnya.
Angka stunting di Indonesia kini berada di angka 27,67 persen dan pemerintah menargetkannya kembali turun hingga mencapai angka 14 persen.
Untuk mencapai angka tersebut tentunya pemerintah telah mengeluarkan sejumlah program strategis untuk menurunkan angka stunting dan mencapai targetnya pada 2024.
Ma'ruf optimis pemerintah bisa menurunkan angka stunting meskipun diketahui di NTB sendiri angka tersebut masih tinggi.
Baca Juga: Maruf Amin Kumpulkan Menteri Obrolkan Orang Miskin di Gedung Bertingkat
"Saya optimistis bahwa stunting di NTB pada tahun 2024 nanti bisa mencapai 14 persen, itu harapan saya. Para kiai harus ikut ambil bagian untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat," pungkasnya.