Suara.com - Wasekjen DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Danik Eka Rahmaningtyas angkat bicara mengenai sindiran Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok yang menyebut partai baru berbicara besar namun belum teruji. Danik menyebut bila partai yang disindir itu justru terinspirasi dari Ahok.
Pernyataan ini disampaikan Danik melalui tayangan video unggahan kanal YouTube Monologue TV, Rabu(19/2/2020). Danik mengakui apa yang dilakukan oleh PSI semua terinspirasi dari nilai yang ditanamkan Ahok.
"Nuwun sewu, kami anak-anak PSI masuk politik karena terinspirasi nilai yang dulu bapak (Ahok) perjuangkan dan kami sedang melanjutkan kerja itu," kata Danik seperti dikutip Suara.com, Kamis (20/2/2020).
Danik mencontohkan kerja PSI di Jakarta, kota yang pernah dipimpin oleh Ahok. Di Jakarta, anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PSI terus bekerja berusaha untuk menyelamatkan anggaran, mendorong anggaran transparan, memastikan tak ada uang rakyat dikorupsi atau dihamburkan secara sia-sia.
Baca Juga: Menteri Nadiem soal Bayar SPP Pakai Gopay: Sudah Direncanakan Sejak Lama
"Saya jadi ingat itu dulu yang bapak pernah perjuangkan di jakarta, nggih to pak?" ungkap Danik.
PSI memandang Ahok bukan secara personal, melainkan lebih kepada nilai dan cita-cita. Kerja-kerja tegas Ahok selama menjaga Gubernur DKI Jakarta menginspirasi PSI dalam bekerja untuk masyarakat.
Sindiran Ahok untuk PSI dibalas oleh Danik dengan untaian doa. Ia berharap agar Ahok bisa terus memperjuangkan apa yang dulu diperjuangkan di mana ia berada.
"Doakan ya pak, saya dan teman-teman PSI mendoakan yang terbaik buat bapak," tutur Danik.
Ahok ungkap alasan pilih PDIP dibanding PSI
Baca Juga: Anak Dibully sampai Ingin Bunuh Diri, Ibu Ini Bagikan Video Menyayat Hati
Ahok mengungkap alasan dirinya memilih masuk PDIP dalam acara peluncuran buku 'Panggil Saya BTP', di Jakarta, Senin (17/2).
Dalam kesempatan tersebut, moderator bertanya kepada Ahok terkait ada atau tidaknya perasaan dilematis antara memilih masuk PDIP dan PSI. Ahok pun mengaku bahwa dirinya sama sekali tidak merasa dilema.
"Enggak ada dilema PDIP atau PSI, saya berpikr suatu negara yang begitu tegang, dalam keadaan negara terbelah kita harus punya satu partai nasionalis yang besar, saya memimpikan PDIP bisa diatas 33 persen supaya kuat di parlemen," kata Ahok.
Ahok lantas menyinggung bahwa partai baru mungkin bisa saja berbicara besar. Namun menurutnya semua yang dibicarakan itu belum tentu bisa teruji ketika partai tersebut masuk ke dalam parlemen.
"Partai baru bisa ngomong gede. Masuk ke dalem belum tentu teruji," katanya.
"Maka saya katakan kalau saya masuk PDIP bisa nambah suara, saya bisa masuk. Nah itupun ada yang bilang saya menurunkan suara, nah itu mas Jarot putuskan nggak," Ahok menambahkan.