"Aku ingin semua orang tahu bahwa bullying itu membuat aku dan keluargaku sakit. Tolong ajari anak-anakmu untuk tidak melakukan bully," pintanya sambil terisak dan marah.
Bayles mengungkapkan bahwa hampir setiap hari anaknya berniat mengakhiri hidupnya.
"Anakku hampir setiap hari ingin bunuh diri. Ketika ada pemicu sekecil apapun itu, entah di sekolah atau di tempat publik."
Setiap hari pula Bayles mencoba meyakinkan anaknya bahwa hidup tak semenyedihkan itu, namun tetap saja, ia selalu khawatir suatu hari anaknya benar-benar melakukan tindakan nekat itu.
Baca Juga: Mau Pindahkan Siswi Korban Bully ke SLB, Perdik Kecewa Pola Pikir Ganjar
Dalam pengakuannya pada Quest Community News di tahun 2019 silam, Bayles mendapati anaknya mencoba bunuh diri pada usia enam tahun.
"Anakmu bisa menjadi korban bully. Atau bisa juga menjadi tukang bully yang bisa membunuh korbannya hanya dengan satu ejekan. Camkan itu!" lanjut Bayles.
Catatan Redaksi:
Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.
Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email [email protected] dan telepon 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.
Baca Juga: Sadis! Begini Bully Siswa di Malang, Sampai Jarinya Diamputasi