Sumber militer oposisi mengatakan kepada Reuters bahwa 15.000 tentara Turki sekarang berada di Suriah barat laut setelah sejumlah konvoi militer mengalir ke wilayah itu dalam beberapa hari terakhir.
"Anda tidak dapat membayangkan skala bala bantuan Turki, setengah dari Reyhanli sekarang penuh dengan pasukan Turki yang siap memasuki Suriah," katanya, merujuk pada kota perbatasan Turki.
"Mereka menyiapkan pasukan mereka, operasi militer dapat dimulai kapan saja."
Ankara dan Moskow menandatangani perjanjian pada 2018 untuk membangun zona penurunan ketegangan di Idlib yang memungkinkan kedua belah pihak mendirikan pos-pos pengamatan.
Baca Juga: 300 Hari di Suriah, Cerita Febri Ramdani Ditipu Khalifah ISIS
Pada Rabu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pasukan Suriah mendukung perjanjian sebelumnya tetapi juga bereaksi terhadap provokasi.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan "Jika kita berbicara tentang operasi melawan otoritas Suriah dan angkatan bersenjata yang sah, tentu saja ini merupakan skenario terburuk."
Dalam sepekan terakhir, tentara Suriah telah menguasai puluhan kota di sekitar Aleppo dan jalan raya M5 yang menghubungkan Damaskus dengan Aleppo.
Tidak jelas kapan Ankara dan Moskow akan melanjutkan pembicaraan.
Jenderal pertahanan militer Suriah Ahmad Rahhal mengatakan pembicaraan di Moskow pada Senin "menghina Turki" dan membuat marah Ankara.
Baca Juga: Suriah Nyaris Tembak Jatuh Pesawat Penuh Penumpang, Buntut Serangan Israel
"Rusia telah melakukan kesalahan," katanya kepada Reuters.