Suara.com - Wakil Sekjen DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Danik Eka Rahmaningtyas membalas sindiran yang dilayangkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Thahaja Purnama alias Ahok.
Ahok sebelumnya menyinggung soal partai baru kemungkinan bisa berbicara besar meski belum tentu teruji kredibilitasnya di parlemen.
Terkait sindiran tersebut, PSI mengaku bahwa mereka memang partai kecil, namun memiliki tujuan besar berjuang untuk kepentingan rakyat.
Mereka juga mengklaim telah memberikan dukungan kepada Ahok saat Pilkada 2017.
Baca Juga: Music Hook, Begini Sejarah Awal Terbentuknya Jakvegas (Part 1)
Pernyataan ini disampaikan Danik melalui tayangan video unggahan kanal YouTube Monologue TV, Kamis (19/2/2020).
"Betul pak, kami memang partai baru, masih kecil. Insyaallah kami akan berjuang dengan apa yang kami punya," ucap Danik.
Danik mengatakan, PSI kekinian juga telah mengecilkan omongan dan fokus mengemban amanah warga.
"Di Jakarta, provinsi yang pernah bapak pimpin, anggota DPRD dari PSI bekerja menyelamatkan anggaran, mendorong agar anggaran transparan, memastikan nggak ada uang rakyat yang dikorupsi, akan dihamburkan sia-sia," imbuhnya.
Lebih lanjut, Danik pun menyebutkan sikap PSI ini semata-mata meneruskan perjuangan Ahok ketika memimpin ibu kota. Bagi mereka, Ahok merupakan panutan.
Baca Juga: Beberkan Soal Dedy Susanto, Revina VT Malah Dikritik Lebay
"Nuwun sewu (Permisi), kami anak-anak PSI masuk politik karena terinspirasi nilai yang dulu bapak perjuangkan. Dan kami sedang melanjutkan kerja itu," ucap Danik.
"Bagi kami Ahok lebih dari kepada nilai dan cita-cita, tidak lagi sebagai personal," lanjutnya.
Maka dari itu PSI berharap bisa meneruskan jejak Ahok. Begitu pula dengan Ahok kedepannya diharapkan bisa melanjutkan tugas yang diemban.
"Saya dan teman-teman PSI selalu mendoakan yang terbaik buat bapak. Semoga bapak bisa terus memperjuangkan apa yang dulu pernah pak Ahok perjuangkan dimanapun berada".
Ahok ungkap alasan pilih PDIP dibanding PSI
Ahok mengungkap alasan dirinya memilih masuk PDIP dalam acara peluncuran buku 'Panggil Saya BTP', di Jakarta, Senin (17/2).
Dalam kesempatan tersebut, moderator bertanya kepada Ahok terkait ada atau tidaknya perasaan dilematis antara memilih masuk PDIP dan PSI. Ahok pun mengaku bahwa dirinya sama sekali tidak merasa dilema.
"Enggak ada dilema PDIP atau PSI, saya berpikr suatu negara yang begitu tegang, dalam keadaan negara terbelah kita harus punya satu partai nasionalis yang besar, saya memimpikan PDIP bisa diatas 33 persen supaya kuat di parlemen," kata Ahok.
Ahok lantas menyinggung bahwa partai baru mungkin bisa saja berbicara besar. Namun menurutnya semua yang dibicarakan itu belum tentu bisa teruji ketika partai tersebut masuk ke dalam parlemen.
"Partai baru bisa ngomong gede. Masuk ke dalem belum tentu teruji," katanya.
"Maka saya katakan kalau saya masuk PDIP bisa nambah suara, saya bisa masuk. Nah itupun ada yang bilang saya menurunkan suara, nah itu mas Jarot putuskan nggak," Ahok menambahkan.