Cerita Pilot yang Evakuasi WNI di Wuhan: Kertas Bertulis Ayo Mulih Rek!

Selasa, 18 Februari 2020 | 17:19 WIB
Cerita Pilot yang Evakuasi WNI di Wuhan: Kertas Bertulis Ayo Mulih Rek!
Kapten Destyo Usodo, pilot pesawat Airbus 330-300 milik maskapai Batik Air yang mengevakuasi 238 WNI. [Suara.com/Stephanus Aranditio]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Petugas medis mengarahkan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang telah disemprot cairan disinfektan setibanya di Pangkalan Udara Raden Sajad, Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (2/2). [ANTARA FOTO/Kementerian Luar Negeri RI]
Petugas medis mengarahkan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang telah disemprot cairan disinfektan setibanya di Pangkalan Udara Raden Sajad, Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (2/2). [ANTARA FOTO/Kementerian Luar Negeri RI]

Saat proses pemuatan penumpang, Destyo berinisiatif mengeluarkan secarik kertas dan menuliskan "Ayo Mulih Rek",  "We Love You", dan "Wo Ai Ni" yang ditempelkan ke jendela kokpit, agar dibaca WNI yang berada di garbatara sebagai penyemangat.

"Salah satu komunikasi yang bisa kita lakukan untuk menyemangati mereka adalah melalui kertas, tulisannya: Ayo Mulih Rek, We Love You, terus ada tulisan China," ucapnya.

Di dalam pesawat, ratusan WNI itu langsung disuguhkan satu menu makanan untuk disantap selama penerbangan yang memakan waktu kurang lebih 5 jam tersebut.

Setelah makan, Kapten Destyo mengatakan penumpangnya langsung tertidur pulas hingga harus dibangunkan dengan pemberitahuan dari suaranya langsung saat akan mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020) sekitar pukul 08.30 WIB.

Baca Juga: Pesawat Batik Air Penyelamat WNI dari Wuhan Kembali Terbang Komersil

"Ngantuk juga capek ya dari proses evakuasi sampai naik pesawat itu kan hampir seharian jadi masuk pesawat makan sedikit tidur bangun-bangun sudah di Indonesia, terus saya announce 'hei bangun udah mau sampai nih'," tutupnya.

Sesampainya di Batam, seluruh tim evakuasi dan 238 WNI dari Wuhan langsung diterbangkan kembali ke lokasi observasi di Natuna, Kepri menggunakan pesawat TNI AU yang berada di sampingnya.

Sementara pesawat Batik Air Airbus 330-300 ditahan di Batam Aero Technic untuk diobservasi selama 14 hari demi memastikan tidak ada virus corona COVID-19 yang tersisa di pesawat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI