Dunia yang Hancur, Titik Temu Nasib Anak Korban Bom Bali dan Putra Eks ISIS

Selasa, 18 Februari 2020 | 16:16 WIB
Dunia yang Hancur, Titik Temu Nasib Anak Korban Bom Bali dan Putra Eks ISIS
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Pesawat menjatuhkan bom...orang-orang hilang, lalu saya menemukan Faruk," ujar Nasa.

Sementara pemerintah tengah mendata para WNI eks ISIS yang berada di Suriah. Bagi WNI eks ISIS tidak akan dipulangkan, terkecuali anak-anak.

Di bawah 10 tahun boleh pulang

MENTERI Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan, anak-anak WNI di bawah umur eks ISIS bisa dipulangkan ke Indonesia, dengan pertimbangan tertentu.

Baca Juga: Mahfud MD: Cabut Status WNI eks ISIS Tak Perlu Lewat Pengadilan

"Anak-anak di bawah 10 tahun akan dipertimbangkan, tapi case by case. Artinya lihat apakah anak itu di sana ada orang tuanya atau tidak, anak yatim piatu yang orang tuanya tidak ada," kata Mahfud MD di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa pekan lalu.

Pengamat terorisme mengatakan anak-anak WNI eks ISIS di Suriah tidak akan menjadi risiko jika dipulangkan, apalagi jika mereka dibina oleh pemerintah.

Peneliti Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones mengimbau pemerintah untuk memulangkan anak-anak yatim piatu dari kamp-kamp di Suriah secara bertahap.

Nada Fedulla, WNI eks ISIS ingin pulang ke Indonesia (twitter/@bbcindonesia)
Nada Fedulla, WNI eks ISIS ingin pulang ke Indonesia (twitter/@bbcindonesia)

Hal itu penting karena di sana anak-anak menyaksikan intimidasi dan kekerasan. Selain itu, kamp pengungsian tersebut tidak layak dari segi kesehatan juga sanitasi.

Menurutnya Pemerintah Indonesia tak perlu berpikir panjang untuk mengembalikan ratusan anak sekaligus, tapi mulai dari kelompok kecil seperti tiga hingga lima anak terlebih dahulu.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Anak WNI Eks ISIS Bisa Pulang Naik Sepeda dan Becak

Menurut Sidney Pemerintah Indonesia sudah harus mulai membuka komunikasi dengan pihak Kurdi yang menguasai kamp-kamp pengungsian guna mendata anak-anak Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI