Demokrat: Lucu, Pasal 170 RUU Cipta Kerja Prioritas Kok Salah Ketik

Selasa, 18 Februari 2020 | 15:12 WIB
Demokrat: Lucu, Pasal 170 RUU Cipta Kerja Prioritas Kok Salah Ketik
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarif Hasan. [suara.com/Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengaku heran soal bantahan dari pemerintah terkait adanya salah ketik pada Pasal 170 di dalam draf omnibus law RUU Cipta Kerja. Sehingga berdasarkan pasal tersebut memungkinkan peraturan pemerintah (PP) dapat mengubah undang-undang (UU).

Syarief menilai alasan salah ketik itu merupakan alasan yang lucu. Sebab kesalahan tersebut bisa terjadi kepada agenda besar pemerintah dalam membuat RUU Cipta Kerja yang sudah masuk program legislasi nasional (prolegnas) prioritas di DPR tersebut.

"Saya dari kemarin mengingatkan masa sih PP mau membatalkan UU itu enggak mungkin lah. Saya kan mengatakan kemarin, mengingatkan jangan sampai mengeliminasi tugas dan tanggungjawab daripada DPR dan ternyata ada bantahan Menkopolhukam dan Menkumham bahwa itu salah ketik katanya," ujar Syarief di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

"Ya masa sih lucu kok yang prioritas kok salah ketik," Syarif menambahkan.

Baca Juga: DPR Minta Iuran BPJS Kesehatan Turun, Sri Mulyani Kekeuh Harus Naik

Meski demikian Syarief juga enggan menaruh curiga apakah ada unsur kesengajaan atau tidak dalam kesalahan pengetikan di draf RUU Cipta Kerja.

"Kita sih positif thinking lah ini unsur manusiawi juga mungkin, unsur check and recheck juga tidak dilakukan mungkin sehingga salah ketik kok lolos," ujarnya.

Untuk diketahui, omnibus law RUU Cipta Kerja kembali menuai polemik. Hal ini dikarenakan di dalam Pasal 170 menyebutkan bahwa pemerintah pusat memungkinan mengubah ketentuan undang-undang dengan menggunakan peraturan pemerintah (PP).

Terkait isi yang tertuang dalam draf RUU Cipta Kerja itu, Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin menegaskan bahwa PP tidak dapat mengubah undang-undang. Sebab, berdasarkan tingkatannya, PP berada di bawah UU sehingga otomatis tidak bisa mengubah peraturan yang berada di atasnya.

"Secara filosofi hukum enggak bisa. PP itu enggak bisa mengubah UU. Itu tata urutan perundang-undangan begitu," kata Azis di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Baca Juga: Keburu Reses, DPR Ulur Pembahasan Omnibus Law Cipta Kerja

Pernyataan Azis itu ia sampaiakan usai melihat langsung isi Pasal 170 pada draf RUU Cipta Kerja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI