Suara.com - Ketua Fraksi PKS DPRD DKI, Muhammad Arifin menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lebih baik dalam menangani masalah banjir di Ibu Kota.
Hal itu disampaikan Arifin menanggapi hasil survei Indo Barometer yang menyebut Anies Baswedan lebih buruk dalam menangani banjir dibandingkan pendahulunya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Arifin mengatakan fakta yang ada di lapangan tidak sesuai dengan data yang disajikan survei itu. Menurutnya jumlah titik banjir sudah berkurang sejak Anies menjabat.
"Kan kalau yang kami kaji perbandingannya jauh lebih bagus yang sudah dilakukan Anies. Titik-titik banjirnya kan sudah berkurang," ujar Arifin di gedung DPRD DKI, Selasa (18/2/2020).
Baca Juga: Tips Ahok Bisa Lebih Baik dari Anies Jadi Gubernur
Selain itu, ia menyebut jumlah warga DKI yang terdampak lebih sedikit. Hal ini, kata Arifin terlihat dari jumlah pengungsi yang diklaim telah berkurang dari era Ahok.
"Kemudian pengungsi jauh lebih minimal di zaman pak Anies dibanding Gubernur sebelum-sebelumnya," jelasnya.
Karena itu ia mengaku tidak mau langsung percaya dengan survei Indo Barometer itu. Ia ingin mempelajari surveinya lebih dahulu.
"Saya mau pelajari dulu surveinya, samplenya seperti apa, gitu," kata dia.
Sebelumnya, lembaga survei Indo Barometer baru-baru ini mengeluarkan survei soal kinerja Gubernur Jakarta selama tiga periode ke belakang. Hasilnya, Gubernur Anies Baswedan kalah dari pendahulunya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Joko Widodo.
Baca Juga: GPMI Berkukuh Deklarasikan Anies Baswedan Bakal Capres 2024
Terkait pengentasan masalah banjir, dari warga Jakarta yang disurvei, Anies hanya dipilih oleh 4,1 persen orang. Sementara Ahok jauh lebih banyak, yakni mencapai 42,0 persen dan Jokowi 25,0 persen.
Menanggapi hasil survei itu, Ketua fraksi PDI-P di DPRD DKI, Gembong Warsono menyepakatinya. Menurutnya Anies tidak melakukan apa-apa selama dua tahun menjabat untuk mengatasi masalah banjir.
"Bukan masalah lebih baik atau buruk, pak Anies memang tidak melakukan apa-apa. Selama dua tahun pak Anies tidak melakukan apa-apa," ujar Gembong saat dihubungi, Senin (17/2/2020).