Suara.com - Ibu Negara, Iriana Joko Widodo meluangkan waktu bergembira bersama anak-anak di Balai Rehabilitasi Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) "Handayani". Dalam kunjungannya yang berlangsung selama 2,5 jam tersebut, Iriana menyampaikan 3 pesan kepada anak-anak balai.
Sekitar 500 anak yang memerlukan perlindungan khusus mengungkapkan kegembiraan dengan tarian dan nyanyian. Iriana didampingi Ibu Wury Ma"ruf Amin dan para pendamping pejabat yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM). Ia menyemangati anak-anak agar tetap optimistis menyambut masa depan.
"Pesan saya kepada anak-anak, agar tetap giat belajar, tidak lupa berdoa dan berolahraga, " katanya, dalam kegiatan bersama anak-anak bertajuk" Temu Sapa", di kompleks BRSAMPK "Hanyadani", Bambu Apus, Jakarta Timur, Senin (17/2/2020).
Kepada media, penasihat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Sosial (Kemensos), Grace Batubara menyatakan, kehadiran Iriana dan Ibu Wury merupakan bentuk merupakan bentuk cinta dan dukungan bagi perkembangan dan perlindungan sosial anak-anak Indonesia.
Baca Juga: Stunting di Jateng Capai 34,3 Persen, Kemensos Maksimalkan Kartu Sembako
Seperti diketahui, beberapa waktu sebelumnya, marak diberitakan media tentang berbagai kasus kekerasan anak.
"Ini merupakan bentuk dukungan dan cinta Ibu Negara dan Ibu Wury, agar anak tidak kehilangan kegembiraannya dan agar mereka terus bersemangat," katanya.
Kata Grace pula, kasus-kasus seperti perundungan, bullying, perdagangan anak, dan berbagai bentuk kekerasan terhadap anak lainnya, masih terjadi di berbagai pelosok Tanah Air.
"Dengan kehadiran beliau, kami berharap, anak-anak bisa bangkit semangatnya, bisa mendapatkan kepercayaan diri, dan bisa kembali ke tengah-tengah masyarakat," kata Grace.
Dalam sambutannya di hadapan anak-anak, Grace minta agar anak-anak tetap semangat. Ia juga memotivasi anak-anak agar tidak ragu meraih cita-cita.
Baca Juga: Cegah Stunting, Kemensos Tingkatkan Kualitas Pangan Keluarga Miskin
Mengutip nasihat Presiden Soekarno, Grace meminta anak-anak untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit.
"Gantungkan cita-citamu setinggi langit. Kalau kau terjatuh, kau akan terjatuh di antara bintang-bintang," kata Grace.
Anak-anak yang hadir dalam "Temu Sapa" semua ceria. Acara diawali dengan salam sapa dari Ibu Hj. Iriana Joko Widodo, Ibu Hj. Wury Ma'ruf Amin, OASE-KIM dan Grace.
Mereka juga diberi kesempatan menuliskan keinginan dan harapan diri di atas kanvas, sambil menyaksikan video curahan hati harapan anak-anak Indonesia yang dipandu oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait. Salah satu pesan mendalam kiriman video dari EES di Dompu NTB menyampaikan, "Di Balik Keterbatasan yang Kumiliki Terselip Kelebihan yang Kumiliki".
Iriana melanjutkan acara dengan terus menyapa dan bergembira. Psikolog anak, Seto Mulyadi mengajarkan berbagai motivasi agar seluruh anak-anak Indonesia tetap semangat mengejar impian.
Pesan-pesan moral yang didapat dari seluruh rangkaian acara hari ini menguatkan kepada kita semua bahwa anak memiliki 4 hak dasar, meliputi hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan hak partisipasi.
Antusias, anak-anak mengikuti acara tersebut semakin meriah dengan kehadiran dua penyanyi cilik, Evelyn yang membawakan lagu Kasih Ibu dan Kiara Handoko dengan lagu Indonesia Pusaka.
BRSAMPK “Handayani” memiliki fasilitas lengkap. Di antaranya kantor Rumah Perlindungan Sosial Anak (TPSA), Gedung Minat Bakat, sekolah SLB-E, poliklinik, gedung keterampilan las, gedung keterampilan pendingin, gedung keterampilan sablon, gedung keterampilan otomotif, aula, asrama, masjid, laboratorium terapi psikososial, asrama anak berhadapan dengan hukum, rumah aman ( safe house ) dan rumah antara.
Dengan fasilitas yang lengkap tersebut, data realisasi 2019 menunjukkan bahwa sebanyak 1.406 anak menerima layanan rehabilitasi. Sebanyak 529 anak diberi bantuan bertujuan sebesar Rp 1 juta per anak, 25 anak mendapat respons kasus, 571 PPKS dalam balai, 101 anak mendapat intervensi krisis, dan 180 siswa mendapat layanan peduli sekolah. (*)