Ada Mitos Presiden Lengser Kalau ke Kediri, Jansen Demokrat Sindir BPIP

Senin, 17 Februari 2020 | 12:43 WIB
Ada Mitos Presiden Lengser Kalau ke Kediri, Jansen Demokrat Sindir BPIP
Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon. (Suara.com/Ria Rizki).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politisi Partai Demokrat Jansen Sitindaon memberikan sindiran terhadap Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Jansen meminta agar BPIP meluruskan terkait mitos presiden akan lengser jika mengunjungi Kediri.

Hal itu disampaikan oleh Jansen melalui akun Twitter miliknya @hansen_jsp. Ia menyindir BPIP tak perlu sibuk mencari bahan untuk pekerjaan, sebab di istana sudah ada isu yang harus diselesaikan.

"Halo BPIP, ketimbang jauh-jauh cari kerjaan teriak-teriak soal agama, di depan mata ada klenik tuh di Istana," kata Jansen seperti dikutip Suara.com, Senin (17/2/2020).

Sindiran tersebut dilontarkan usai Kepala BPIP Yudian Wahyudin sempat mengeluarkan pernyataan bahwa agam menjadi musuh terbesar bagi Pancasila. Pernyataan tersebut langsung menjadi kontroversi di kalangan publik.

Baca Juga: BATAN Pindahkan 87 Drum Berisi Tanah yang Terpapar Zat Radioaktif

Jansen memamerkan bila mantan presiden sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tak mempercayai mitos tersebut. SBY, kata Jansen, sudah menginjakkan kaki ke Kediri selama menjadi presiden.

"Yang pasti selama presiden dua kali Pak SBY ke Kediri dan menginjak tanah Kediri," ucap Jansen.

Jansen PD sindir BPIP soal mitor Kediri (Twitter)
Jansen PD sindir BPIP soal mitor Kediri (Twitter)

Tanggapan Pramono Anung

Soal mitos Jokowi tak ijakkan kaki di Kedirii mulanya terlontar lewat pernyataan Pramono Anung.

Pramono nenyarankan Jokowi tak berkunjung ke Kediri lantaran ada mitos yang dipercaya warga setempat soal wilayah angker bagi Presiden RI.

Baca Juga: Ada Intoleransi, Mahfud MD Salahkan Orang Indonesia Kurang Bersatu

Presiden yang berani mengunjungi Kediri dipercayai kedudukannya akan dilengserkan, seperti yang terjadi pada Soekarno dan Gus Dur. Pramono pun tak ingin Jokowi mengalami nasib serupa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI