Cinta Datang Tak Pernah Tepat Waktu...Cerita WNI yang Dikarantina di Natuna

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 16 Februari 2020 | 21:34 WIB
Cinta Datang Tak Pernah Tepat Waktu...Cerita WNI yang Dikarantina di Natuna
Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, Provinsi Hubei, China berfoto bersama usai menjalani masa observasi di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (15/2). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalani masa observasi selama 14 hari terkait virus corona di Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Natuna, tiba di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/2). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalani masa observasi selama 14 hari terkait virus corona di Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Natuna, tiba di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/2). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Begitu juga ketika telah berada Hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau, menjalani masa observasi selama 14 hari, anaknya selalu memberikan kabar.

"Jadi Nadia pengen cepat-cepat pulang dan syukur Alhamdulillah anak saya sehat. Kami sangat bersyukur," kata wanita yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin itu.

Jika dalam kondisi normal, sulung dari tiga bersaudara itu biasanya pulang satu tahun sekali pada pertengahan tahun di bulan Juli.

Sementara Nadia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia dan juga KBRI Beijing atas kepulangan mereka ke tanah air.

Baca Juga: Diobservasi di Natuna, Ini Aktivitas Mahasiswa Asal Bogor Sehari-hari

Nadia dan tujuh mahasiswa lainnya asal Kalimantan Selatan tercatat menjadi bagian dari 238 WNI yang menjalani observasi di Natuna selama 14 hari, setelah dijemput dari Cina.

Gadis berhijab itu kuliah di Hubei University of Science and Technology di Kota Xianning Provinsi Hubei Tenggara, Tiongkok. Terletak di selatan Wuhan, lokasi mewabahnya virus corona yang mematikan.

"Jarak dari Kota Wuhan Ibukota Hubei sekitar 60 kilometer. Jadi saat itu kami sangat khawatir dan kondisinya seperti kota mati. Namun syukur Alhamdulillah di asrama mahasiswa tempat saya tinggal tidak ada yang terjangkit Covid-19," kata Nadia mahasiswi semester delapan Program Sarjana Kedokteran Umum di Hubei University of Science and Technology.

Nadia merupakan alumni SMAN 1 Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

Setelah lulus sekolah pada tahun 2016, dia bersama lima orang lainnya mendapatkan beasiswa dari Pemda setempat untuk studi pendidikan tinggi di Cina.

Baca Juga: Sempat Dikarantina di Natuna, Ini Cerita Warga Sleman Sekembali dari Wuhan

REKOMENDASI

TERKINI