Begitu juga ketika telah berada Hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau, menjalani masa observasi selama 14 hari, anaknya selalu memberikan kabar.
"Jadi Nadia pengen cepat-cepat pulang dan syukur Alhamdulillah anak saya sehat. Kami sangat bersyukur," kata wanita yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin itu.
Jika dalam kondisi normal, sulung dari tiga bersaudara itu biasanya pulang satu tahun sekali pada pertengahan tahun di bulan Juli.
Sementara Nadia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia dan juga KBRI Beijing atas kepulangan mereka ke tanah air.
Baca Juga: Diobservasi di Natuna, Ini Aktivitas Mahasiswa Asal Bogor Sehari-hari
Nadia dan tujuh mahasiswa lainnya asal Kalimantan Selatan tercatat menjadi bagian dari 238 WNI yang menjalani observasi di Natuna selama 14 hari, setelah dijemput dari Cina.
Gadis berhijab itu kuliah di Hubei University of Science and Technology di Kota Xianning Provinsi Hubei Tenggara, Tiongkok. Terletak di selatan Wuhan, lokasi mewabahnya virus corona yang mematikan.
"Jarak dari Kota Wuhan Ibukota Hubei sekitar 60 kilometer. Jadi saat itu kami sangat khawatir dan kondisinya seperti kota mati. Namun syukur Alhamdulillah di asrama mahasiswa tempat saya tinggal tidak ada yang terjangkit Covid-19," kata Nadia mahasiswi semester delapan Program Sarjana Kedokteran Umum di Hubei University of Science and Technology.
Nadia merupakan alumni SMAN 1 Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Setelah lulus sekolah pada tahun 2016, dia bersama lima orang lainnya mendapatkan beasiswa dari Pemda setempat untuk studi pendidikan tinggi di Cina.
Baca Juga: Sempat Dikarantina di Natuna, Ini Cerita Warga Sleman Sekembali dari Wuhan