Suara.com - Keputusan Partai Amanat Nasional (PAN) dalam menentukan posisi politiknya terhadap Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin bakal ditentukan saat rapat kerja nasional (rakernas).
Politikus PAN Bima Arya mengatakan keputusan akan bergabung dalam koalisi atau oposisi terhadap pemerintahan nantinya akan bergulir di rakernas.
Meski, Bima Arya mengklaim semangat yang dibangun dalam kepengurusan baru PAN yakni mengakselerasi program-program yang berpihak kepada rakyat. Dia tak memungkiri, pengalaman keberpihakan di Pilpres 2019 dan isu-isu yang diangkat menjadi bahan evaluasi PAN ke depannya.
"Kita ingin evaluasi secara detail perolehan suara yang turun, perolehan suara yang naik, ada dimana. Sekarang, nanti setelah kepengurusan baru dibentuk, kita akan lakukan proses itu. Nanti di rakernas akan diputuskan arah partai," kata Bima Arya di Hotel Century Park Senayan, Jakarta pada Minggu (16/2/2020).
Baca Juga: Bima Arya Sebut Nasib Amien Rais di PAN Ditentukan Zulhas
Bima Arya juga menyadari, PAN sejatinya tidak berada di barisan partai yang turut memenangkan Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019. Untuk itu, Bima Arya mengklaim PAN pun tidak akan menawarkan diri untuk bergabung kedalam pemerintahan.
"Tapi ketika ada undangan itu datang, dan ada ruang politik, pasti akan kita diskusikan secara internal dengan terbuka, opsi itu kita buka kembali," ujarnya.
Meski begitu, ia juga menampik jika PAN disebut menunggu tawaran Jokowi-Maruf Amin untuk bergabung ke dalam pemerintahan. Bima Arya hanya menegaskan, partainya masih membuka peluang untuk berada di dalam atau di luar pemerintahan.
"Kita tidak menunggu tawaran. Saat ini kita membuka semua opsi itu, tidak mematok PAN harus di luar, di dalam pun sama saja," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dalam pidatonya di Kongres V PAN mengatakan bahwa partai yang kini di bawah kepemimpinannya tersebut, harus mempersiapkan diri dalam menghadapi Pemilu 2024 ketimbang meributkan posisi PAN usai Pemilu 2019.
Baca Juga: Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan Diperiksa KPK
"Positioning itu penting untuk menghadapi tantangan yang berat, 2024 itu tidak mudah. Kita kemarin masih ribut soal oposisi, tidak oposisi, itu yang saya tidak setuju," kata Zulkifli dalam pidatonya di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara pada Rabu (12/2/2020).
Zulkifli kemudian juga menyatakan enggan bila harus mengikuti jejak langkah PKS yang sudah mendeklarasikan diri sebagai oposisi pemerintah. Menurutnya, jika PAN mengambil keputusan yang sama seperti PKS justru akan merugi.
"Kalau oposisi itu sudah diambil tagline-nya oleh PKS. Kalau kita ikut masuk ke situ, isu oposisi yang sudah diambil oleh teman kita, partai itu (PKS), akan sangat merugikan kita. Kalau kita bergerak ke kanan, ke kanan sekali kita kalah, kalah kita," katanya.