Di Surga Tak Ada Rasa Sakit: Cerita-cerita Warga Wuhan yang Tak Tertolong

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 16 Februari 2020 | 17:48 WIB
Di Surga Tak Ada Rasa Sakit: Cerita-cerita Warga Wuhan yang Tak Tertolong
[Gerry Fletcher/BBC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kakek nenek Huang mulai mengalami gejala gangguan pernapasan pada tanggal 20 Januari. Mereka tidak bisa keluar rumah dan pergi ke rumah sakit sampai 26 Januari, karena kota Wuhan diisolasi mulai tanggal 23 Januari, transportasi umum pun dihentikan.

Mereka didiagnosis terkena virus corona pada 29 Januari, namun baru bisa dilarikan ke rumah sakit tiga hari kemudian.

Rumah sakit begitu penuh sehingga tidak ada tempat tidur kosong. Kakek-neneknya menderita demam tinggi dan kesulitan bernapas, tetapi hanya ditawari kursi di koridor.

Ia memohon kepada staf rumah sakit dan berhasil mendapat kursi panjang dan tempat tidur lipat.

Baca Juga: Temuan Baru, Plasma Darah Bisa Dijadikan Obat Pasien Virus Corona COVID-19!

"Tidak ada dokter atau perawat yang terlihat," tulis Huang dalam buku hariannya, "Rumah sakit tanpa dokter itu bagaikan kuburan."

Pada malam sebelum kakeknya meninggal, Huang menemani kakek-neneknya di koridor. Ia terus mengobrol dengan neneknya hingga tidak menyadari kakeknya kehilangan kesadaran.

Setelah menghabiskan waktu di koridor, akhirnya ada satu tempat tidur tersedia untuk sang kakek sebelum ia meninggal. Huang berada di samping ranjangnya sampai menit terakhir.

Ia menulis di Weibo, media sosial seperti Twitter di China: "Kakek, beristirahatlah dengan tenang. Tidak ada lagi rasa sakit di surga."

"Banyak pasien meninggal tanpa ditemani anggota keluarga dan bahkan tidak bisa saling melihat untuk terakhir kalinya."

Baca Juga: China: Dunia Aman dari Virus Corona karena Pengorbanan Kami

Kini neneknya tengah berjuang melawan sakit di rumah sakit, dan Huang menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI