Suara.com - Dua wanita yang dikarantina di rumah sakit Rusia melarikan diri dengan melompat keluar jendela. Mereka terkejut dan takut karena diduga terjangkit virus corona.
Kedua wanita itu dirawat di rumah sakit setelah kembali dari Hainan, sebuah wilayah tropis di China selatan yang populer dengan turis Rusia. Jaraknya sekitar 1.000 mil selatan provinsi Hubei, pusat penyebaran wabah koronavirus.
Dilaporkan oleh New York Post, Kamis (13/2/2020), GuzelNeder, salah satu dari dua wanita itu menjelaskan ceritanya dalam sebuah unggahan di media sosial pekan lalu.
Ia bercerita bahwa putranya terserang batuk dan demam 99,2 derajat. Gejala ini terjadi empat hari setelah keluarga mereka kembali ke rumah di kota Samara.
Baca Juga: Mau Pindahkan Siswi Korban Bully ke SLB, Perdik Kecewa Pola Pikir Ganjar
Dia menelepon layanan darurat, yang mendiagnosis bocah laki-laki itu dengan infeksi virus corona. Petugas mengatakan bahwa baik ibu dan anak harus dirawat di rumah sakit untuk tes virus corona.
Rumah sakit awalnya mengatakan hasilnya akan siap dalam tiga hari. Tetapi waktunya mundur, mereka diminta tetap tinggal di rumah sakit selama lima hari.
Padahal kondisi anak itu telah membaik. Petugas rumah sakit menghalanginya meminta hasil tes tersebut.
Pada hari kelima karantina, wanita itu merasa tidak enak badan dan menjalani tes kehamilan yang hasilnya positif.
Pada saat itu, ia sangat ingin pergi karena kehamilannya dan kekhawatiran akan terinfeksi. Tetapi dokter mengatakan ibu dan anak masih perlu menyelesaikan masa karantina 14 hari.
Baca Juga: Mari Berhitung Cuan dari Penyelenggaraan Formula E
"Putraku histeris. Tidak ada jalan keluar bagi kita selain meninggalkan rumah sakit tanpa izin, melalui jendela." cerita GuzelNeder.
Sejak melarikan diri, polisi telah menanyainya di rumah, tetapi tidak ada tuduhan yang dilaporkan.
“Semua orang di keluarga saya masih hidup dan sehat, terima kasih Tuhan,” ujarnya.
Wanita lain yang kabur dari karantina
Wanita lain, Alla Ilyina, juga bercerita di Instagram tentang masa karantinanya di rumah sakit karena diduga kena virus corona. Dia mengatakan menderita sakit tenggorokan beberapa hari setelah kembali ke St. Petersburg dari Hainan.
Petugas medis membawa Ilyina ke rumah sakit untuk tes virus corona, yang dijanjikan hasilnya keluar dalam 24 jam.
Tetapi hari berikutnya, meskipun hasil tesnya negatif, Ilyina harus tetap dikarantina selama dua minggu.
"Pembohong. Ketiga tes menunjukkan aku benar-benar sehat, jadi kenapa sih karantina?" tulis Ilyina.
Selama masa karantina, dia tidak punya buku, sampo, atau internet, dan tempat sampah di kamarnya tidak dibersihkan, katanya kepada koran lokal Fontanka.
Ilyina yang putus asa kemudian menemukan cara untuk membuat konsleting listrik sehingga pintu kamarnya terbuka dan melarikan diri.
"Jika saya sakit, (rumah sakit dan polisi) akan membanjiri saya dengan panggilan telepon," katanya kepada Fontanka.
Namun, media Rusia melaporkan Kamis malam bahwa rumah sakit melaporkan pelarian Ilyina ke polisi, dan perlua adanya penyelidikan kriminal.
Untuk diketahui, ada dua kasus virus corona di Rusia. Sementara 144 orang dikarantina di sebuah kamp di Siberia karena khawatir mereka terkena infeksi.
Para pejabat kesehatan Rusia mengatakan penyakit ini mampu menyebar sebelum gejalanya muncul dan sekitar 20 persen pasien menjadi sakit parah.
Gejala-gejalanya termasuk demam, batuk, sesak napas dan dapat berkembang menjadi pneumonia dan gagal pernapasan.