Update: Virus Corona Bunuh 1.380 Orang, Diperkirakan Terus Melonjak

Sabtu, 15 Februari 2020 | 09:13 WIB
Update: Virus Corona Bunuh 1.380 Orang, Diperkirakan Terus Melonjak
Jepang karantina ribuan warga di kapal pesiar terkait pemeriksaan virus corona. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Otoritas Jepang pada hari Jumat (14/02) mulai mengizinkan beberapa penumpang kapal pesiar Diamond Princess untuk turun dari kapal. Para penumpang yang diperbolehkan turun antara lain yaitu yang berusia lanjut dan menunjukkan hasil negatif tes virus corona jenis baru. Namun mereka masih harus menyelesaikan masa karantina di lokasi penginapan yang telah ditentukan pemerintah.

Pemerintah Jepang juga mengizinkan penumpang berusia 80 tahun atau lebih tua yang berada dalam dalam kondisi kesehatan yang buruk, atau penumpang yang menginap di kabin bagian dalam tanpa jendela di kapal pesiar Diamond Princess untuk pindah dari kapal ke akomodasi di darat. Namun mereka yang diperbolehkan turun hanyalah yang menunjukkan hasil tes negatif.

Sejauh ini virus telah menginfeksi lebih dari 200 orang di kapal itu. Kelompok pertama para penumpang yang diperbolehkan turun telah meninggalkan kapal pesiar pada Jumat sore waktu setempat dengan bus yang berjendela gelap. Seorang pejabat pemerintah Jepang mengatakan ada 11 orang telah meninggalkan kapal tersebut, tidak ada rincian lebih lanjut.

Kapal pesiar Westerdam berlabuh di Kamboja

Baca Juga: Kesehatan WNI eks Wuhan dari Karantina Corona di Natuna Akan Terus Dipantau

Sementara di Kamboja, ratusan penumpang juga diperbolehkan turun dari kapal pesiar Westerdam, yang telah terkatung di laut karena khawatir para penumpangnya terinfeksi virus.

Kapal yang dioperasikan oleh Holland America Line ini akhirnya memperoleh izin berlabuh di pelabuhan Sihanoukville pada hari Kamis (13/02) setelah sebelumnya ditolak oleh negara seperti Thailand, Jepang, Taiwan, Filipina dan otoritas Hong Kong.

Westerdam membawa 1.455 penumpang dan 802 awak serta memulai pelayaran di Singapura pada Januari 2020.

Kapal pesiar ini ditolak berlabuh setelah sekitar 20 penumpangnya dites penyakit virus COVID-19 karena mereka melaporkan sakit perut. Tes yang dilakukan di Institut Pasteur di Phnom Penh menunjukkan tidak ada yang terinfeksi virus.

"Penyakit sebenarnya adalah rasa takut, bukan virus. Kami ingin menghilangkan rasa takut terhadap penyakit," ujar Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengatakan kepada Fresh News, layanan berita online yang dikenal dekat dengan pemerintahnya. Hun Sen mengatakan dia membiarkan kapal berlabuh karena alasan kemanusiaan. (AFP/AP/Xinhua/dpa/Reuters/DW)

Baca Juga: Top 5 Olahraga: Pahlawan Bulutangkis RI Wafat, Imbas Virus Corona

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI