Soal Valentine Day Bukan Budaya Kita, Begini Pesan Alissa Wahid

Jum'at, 14 Februari 2020 | 20:31 WIB
Soal Valentine Day Bukan Budaya Kita, Begini Pesan Alissa Wahid
Warga membeli bunga di Pasar Rawa Belong, Jakarta, Kamis (14/2). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa pihak menolak Hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari. Bahkan penolakan Hari Kasih Sayang ini juga terjadi di media sosial.

Terlihat dari tagar #TolakValentineDay , #valentinebukanbudayaku dan semacamnya yang telah masuk dalam daftar trending topik di Twitter sejak Jumat (14/2/2020) pagi.

Bahkan tagar #TolakValentineDay, hingga Jumat malam, telah dipakai warganet pada lebih dari 78 ribu cuitan.

Putri pertama Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau dikenal Alissa Wahid ikut menaggapi banyaknya pihak yang menolak Hari Valentine.

Baca Juga: KPK Eksekusi Hendri Yuzal Stafsus Gubernur Irwandi Yusuf ke Lapas Cipinang

Ia tidak mengatakan dirinya ikut menolak Hari Valentine, namun Alissa, punya harapan khusus bagi para orang yang menolak.

Putri Gus Dur ini berharap agar yang menolak Hari Valentine juga merawat budaya dan tradisi yang kita miliki sendiri.

Hal tersebut disampaikannya dalam cuitan di akun Twitter pribadinya, AlissaWahid, Jumat (14/2).

Alissa menulis, "Yang menolak Valentine Day dengan alasan bukan budaya kita, semoga menjadi yang terdepan merawat tradisi kita seperti Sedekah Laut & upacara-upacara lain, tari-tarian seperti Jaipongan, reog dll".

Harapan putri Gus Dur, Alissa Wahid untuk penolak Hari Valentine (twitter @AlissaWahid)
Harapan putri Gus Dur, Alissa Wahid untuk penolak Hari Valentine (twitter @AlissaWahid)

Hanya dalam waktu satu jam sejak diunggah, cuitan tersebut telah mendapatkan lebih dari seribu likes, 600 retweet dan 77 komentar. Rata-rata warganet sepakat dengan pernyataan Alissa Wahid tersebut.

Baca Juga: Vibrator Nyangkut di Dalam Kemaluan, Wanita Ini Panik Bukan Kepalang

Seperti komentar dari @AremaNita__ yang menulis, "Saya sepakat. Karena budaya kita lebih luhur di banding budaya dari bangsa lain termasuk dari timur tengah sekalipun. Kembali ke jatidiri bangsa nusantara adalah sebuah keharusan."

"Budaya perlu dilestarikan dan jangan dibenturkan dengan agama," komentar dari @maz_faiz88.

Penolakan Hari Valentine di beberapa daerah

Penolakan Hari Valentine ini terjadi tidak hanya di media sosial. Tapi juga beredar surat larangan merayakan Valentine Day di beberapa daerah di Indonesia.

Beberapa pemerintah daerah yang mengeluarkan larangan tersebut di antaranya berada di Provinsi Jawa Barat, yakni Kota Bekasi, Depok dan Bandung.

Pemkot Depok, misalnya, menyebarkan surat edaran larangan perayaan yang disebut hari kasih sayang itu dengan nomor 42I/937 /ll/ Peb. SM P/2020. Surat itu ditujukan kepada para kepala sekolah SD, SMP dan pelajar di Depok.

"Iya benar kami menyebarkan surat edaran itu agar tidak merayakan hari Valentine Day ke kepala sekolah SD dan SMP," kata Kepala Dinas Pendidikan Depok Mohammad Thamrin, Kamis (13/2/2020).

Menurut Thamrin, surat itu berisikan Hari Valentine bertentangan dengan norma agama, sosial, dan budaya. Surat edaran itu kata dia, upaya membangun karakter peserta didik yang berahlak mulia.

Viral surat Dinas Pendidikan Kota Bandung larang sekolah dan murid rayakan Valentine (twitter @RomoJostKokoh)
Viral surat Dinas Pendidikan Kota Bandung larang sekolah dan murid rayakan Valentine (twitter @RomoJostKokoh)

"Kami mohon perhatian saudara untuk melakukan langkah-langkah, mengimbau peserta didik untuk tidak merayakan valentine day, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah," katanya.

Surat edaran tersebut itu pun viral di berbagai media sosial Instagram seperti Depok24jam, Depok update, dan Info Depok.

Beberapa waktu sebelumnya, Dinas Pendidikan Kota Bandung juga mengeluarkan surat edaran serupa yang melarang sekolah dan murid untuk merayakan Hari Valentine. Surat bernomor 420/1014-Disdik itu beredar luas di media sosial.

Para guru dan orang tua diharap melakukan pemantauan atau pengawasan kegiatan putra-putrinya terkait perayaan Valentine.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI