Suara.com - Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menjebloskan Hendri Yuzal, staf khusus Gubernur Aceh nonaktif Irwandi Yusuf ke Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Cipinang, Jakarta Timur.
Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri menyebut eksekusi dilakukan setelah Mahkamah Agung mengeluarkan putusan terhadap Hendri yang sudah berstatus terpidana dalam suap proyek-proyek yang bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA).
"Jaksa eksekusi KPK pada hari Kamis 13 Februari 2020, telah melaksanakan putusan Mahkamah Agung untuk terpidana Hendri Yuzal (staf khusus Gubernur Aceh Irwandi Yusuf) di Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Cipinang," kata Ali saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (14/2/2020).
Dalam kasus ini, Hendri Yuzal telah divonis 4 tahun penjara dan denda sebesar Rp 200 juta subsider 3 bulan kurungan.
Baca Juga: Eks Gubernur Aceh Irwandi Yusuf Dipenjara di Sukamiskin Bandung
Hendri sempat mengajukan permohonan kasasi ke Mahkamah Agung (MA ) dengan nomor perkara: 442/K/PID.SUS/2020. Namun, telah ditolak oleh Mahkamah Agung.
Ali menyebut Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan Kasasi Terdakwa Hendri Yuzal. Memperbaiki Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor : 25/PID.SUS-TPK/2019/PT.
DKI tanggal 8 Agustus 2019 yang menguatkan Putusan Pengadilan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor 25/PID.SUS-TPK/2019/PT. DKI tanggal 8 Agustus 2019 mengenai kualifikasi tindak pidana menjadi kKorupsi yang dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut.
Dalam kasus tersebut, turut menjerat Irwandi Yusuf dan Bupati Bener Meriah Teuku Saiful Bahri. Irwandi telah menerima uang suap senilai Rp 1,05 miliar yang dilakukan selama menjabat Gubenur Aceh. Selain itu, Irwandi juga dalam dakwaan menerima sejumlah gratifikasi sebesar Rp 32 miliar.
Baca Juga: Gubernur Aceh Nonaktif Irwandi Yusuf Divonis 7 Tahun Penjara