Aktivis: 4 Orang Terkaya Indonesia Setara 100 Juta Penduduk

Jum'at, 14 Februari 2020 | 17:31 WIB
Aktivis: 4 Orang Terkaya Indonesia Setara 100 Juta Penduduk
Warga beraktivitas di kawasan Jalan Kebon Melati, Jakarta, Sabtu (6/1).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktivis Margianta Surahman Juhanda Dinata menyoroti kesenjangan ekonomi penduduk Indonesia. Dia mengungkapkan bahwa empat orang terkaya Indonesia setara dengan 100 juta penduduk.

Pernyataan Margianta ini mengacu dari laporan The Interpreter, situs milik oleh Lowy Institute. Laporan itu dirilis dalam tulisan berjudul "Indonesia: the not so good news" yang diterbitkan pada Senin, 3 Februari 2020.

"Berita baik tentang kesuksesan ekonomi Indonesia menutupi situasi nyata: Indonesia menjadi negara kaya, tetapi masih memiliki banyak orang yang sangat miskin, dan mereka tidak berhasil," seperti dikutip dari Lowyinterpreter.org, Jumat (14/2/2020).

Disebutkan di laporan itu, kekayaan baru Indonesia tidak mengalir dengan baik. Kekayaan empat miliarder terkaya di Indonesia ($ 25 miliar) setara dengan pendapatan 40% orang miskin di Indonesia (100 juta orang).

Baca Juga: Lantik Sekda Jabar, Ridwan Kamil Ingatkan Jangan Terjerumus Politik Praktis

Margianta kemudian membuat cuitan di akun Twitter pribadinya, @margianta, pada Kamis (13/2/2020).

Ia mengungkapkan bahwa dua dari empat orang terkaya itu adalah pengusaha rokok.

"Ironisnya, 2 orang teratas paling kaya ini adalah konglomerat Big Tobacco yang membangun kekayaan mereka dengan menjual rokok di mana pelanggan utamanya adalah orang kelas menengah ke bawah," tulis Margianta dalam bahasa Inggris.

Dalam cuitan berikutnya, aktivis ini menyoroti soal BPJS. Layanan kesehatan yang diberikan pemerintah itu dianggap gagal.

"Sementara itu, layanan kesehatan nasional kita, BPJS Kesehatan gagal bayar karena klaim yang tinggi (disebabkan oleh faktor risiko seperti merokok). Dengan demikian, kami membayar $ 1,2 miliar dari pengeluaran kesehatan terkait merokok per tahun. Tebak siapa yang masih kaya? Big Tobacco," cuitnya.

Baca Juga: Jumatan di Masjid Agung Sleman, Jokowi Bagi-bagi Kaus

Cuitan Margianta Surahman Juhanda Dinata (twitter @margianta)
Cuitan Margianta Surahman Juhanda Dinata (twitter @margianta)

Menurutnya, masalah sesungguhnya bukan pada perokok, buruh ataupun karyawan pabrik rokok.

Seharusnya, pemerintah Indonesia lebih berani menagih pajak kepada pengusaha rokok tersebut.

"Lihat? Perokok, buruh & petani industri tembakau bukan masalah. 1% keuntungungan hanya dari para pecandu rokok, pekerja & petani yang dieksploitasi," kata Margianta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI