Penjelasan Ilmuwan Harvard soal Hasil Studi Ada 5 Kasus Corona di Indonesia

Jum'at, 14 Februari 2020 | 17:09 WIB
Penjelasan Ilmuwan Harvard soal Hasil Studi Ada 5 Kasus Corona di Indonesia
Peneliti Universitas Harvard Marc Lipsitch (Youtube/NadhiraAfifa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menurutnya, kemungkinan tidak ada kasus sama sekali sangat kecil terjadi. Bahkan, ada kemungkinan kasus virus corona bisa lebih tinggi dari prediksi mereka dalam studi sebanyak lima kasus.

"Estimasi kami adalah 95 persen prediction interval tidak memiliki angka nol di dalamnya sehingga kemungkinannya kecil bahwa kasusnya nol," ujar Marc.

Seorang warga melintas di depan papan pengumuman elektronik di  Tower Apartemen Mediterania Garden Residences 2, Jakarta Barat, Kamis (6/2). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Seorang warga melintas di depan papan pengumuman elektronik di Tower Apartemen Mediterania Garden Residences 2, Jakarta Barat, Kamis (6/2). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Meski demikian, Marc menyadari hasil penelitiannya tidaklah sempurna. Sehingga mungkin saja penelitian tersebut tidak sepenuhnya akurat.

Dalam kasus virus corona di Singapura, temuan kasus sebenarnya di negara tersebut ternyata jauh lebih tinggi dari prediksi hasil temuan Marc. Namun, banyak juga negara yang telah menemukan banyak kasus virus corona di negaranya masih mungkin melewatkan beberapa kasus atau tak terhitung.

Baca Juga: Viral Video Wanita Ditelanjangi, Polres Sampang Cari Pelaku dan Perekamnya

"Mungkin saja kasusnya nol, walaupun kemungkinan ini sangat kecil. Mungkin saja lebih dari lima kasus, mungkin lebih dari sekadar 'imported cases'," tutur Marc.

Indonesia Belum Punya Test Kit Selama Periode Penelitian?

Marc mengaku bingung dengan tudingan hasil penelitiannya menuduh Indonesia menutupi kasus virus corona. Ia sempat membaca beberapa media di Indonesia yang menyebutkan alat tes (test kit) dari Amerika Serikat belum tiba sepanjang periode penelitian Marc.

"Jika hal itu benar dan test kit adalah satu-satunya alat uji Indonesia, maka ini bukan bentuk dari menutup-nutupi melainkan kurangnya alat uji," ujar Marc.

 Petugas kesehatan dengan menggunakan APD menangani pasien yang diduga terindikasi virus corona saat simulasi penanganan pasien yang terdeteksi virus corona di RS Margono Soekarjo Purwokerto, Senin (3/1/2020). (Suara.com/Anang Firmansyah).
Petugas kesehatan dengan menggunakan APD menangani pasien yang diduga terindikasi virus corona saat simulasi penanganan pasien yang terdeteksi virus corona di RS Margono Soekarjo Purwokerto, Senin (3/1/2020). (Suara.com/Anang Firmansyah).

Ada cara lain dalam mendeteksi virus corona selain menggunakan test kit, yakni dengan metode sequencing atau pengurutan. Namun, metode tersebut sangat panjang dan melelahkan, bisa digunakan setelah seseorang menjalani pengujian menggunakan test kit.

Baca Juga: Wakil Bupati Gunungkidul Daftar ke Golkar untuk Maju Pilkada 2020

"Saya tidak tahu harus berkomentar apa mengenai hal tersebut namun hal itu memungkinkan dilakukan bagi orang-orang sudah dites sebelumnya," kata Marc.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI