Suara.com - Nasib 191 pohon di kawasan Tugu Monas yang ditebang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai terkuak. Batang pohon itu disebut akan dijadikan bahan baku furnitur.
Pepohonan yang ditebang itu memang memiliki kualitas tinggi. Pasalnya diketahui beberapa di antaranya berjenis mahoni, jati dan trembesi.
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Heru Hermawanto membantah batang kayu yang sudah ditebang itu akan dijual. Ia menyebut pohon itu dimanfaatkan untuk keperluan peraltan mebel atau furnitur.
“Kalau itu biasanya disimpan atau dimanfaatkan untuk membuat bangku atau furnitur,” ujar Heru di Balai Kota DKI Jakarta Rabu (12/2/2020).
Baca Juga: Pemprov Bantah Jual 191 Pohon yang Ditebang di Monas: Dibikin Jadi Bangku
Meski sudah jadi berbagai peralatan, Heru tak mengetahui nantinya furnitur itu akan dijual atau langsung dipakai Pemprov DKI. Pemanfaatannya nanti menjadi kewenangan pemilik aset.
“Kalau ketentuan itu kami enggak mengerti, karena itu kembali kepada pemilik asetnya kan. Kami kan sebagai pelaksana di sini, kan intinya bahwa barang itu dititipkan, disimpan,” tuturnya.
Meski menyebut pohon yang ditebang akan jadi furnitur, ia mengaku belum mengetahui di mana pohon tersebut kekinian disimpan.
“Itu kan milik UPK Monas, pohon itu milik mereka. Kalau kami hanya bertugas menebang.”
Sebelumnya, nasib 191 pohon yang ditebang karena proyek revitalisasi sisi selatan Monumen Nasional (Monas) masih jadi misteri.
Baca Juga: Korban Pohon Tumbang Jalan Wates Bisa Dapat Bantuan Segini dari Pemerintah
Ketika ditanya soal itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan malah enggan membeberkannya.
Pasalnya, di antara pohon yang tumbang itu, ada jenis yang bernilai jual tinggi seperti jati dan mahoni. Selain itu, pemanfaatan batang pohon setelah ditebang juga masih misterius.
Terkait hal itu, Anies tak mau menjawab dan meminta awak media bertanya ke Dinas Kehutanan.
“Tanya Dinas Kehutanan saja sama UPT (Unit Pelaksana Teknis) Monas,” ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2020).