Suara.com - Cheryl Molesky, penumpang kapal pesiar Diamond Princess mengaku hidupnya seperti terkurung ketika menjalani karantina akibat wabah virus corona.
Ia dan ribuan penumpang lain, kini lebih banyak menghabiskan waktu di kamar, untuk menunggu hasil pemeriksaaan kesehatan yang diperkirakan keluar pada 19 Februari mendatang.
"Aktivitas kami hanya di dalam kamar saja. Setiap hari kami dijinkan untuk keluar kamar hanya 90 menit, tapi kebanyakan memilih tinggal," ungkap Cheryl seperti dikutip dari DW -- jaringan Suara.com, Rabu (12/2/2020).
Diketahui, sudah sepekan, sebanyak 3.711 penumpang dan kru kapal Diamond Princess menjalani karantina. Kapal mereka diisolasi di Pelabuhan Yokohama, dekat Tokyo.
Baca Juga: Ini Alasan Shin Tae-yong Ajak Pemain U-19 Ikut TC Timnas Indonesia
Tindakan ini dipilih oleh otoritas Jepang, seusai seorang penumpang dari Hong Kong terjangkit virus corona.
Cheryl mengatakan, banyak orang-orang yang merasa gelisah karena memikirkan kondisi kesehatan mereka selama tinggal di kapal pesiar.
"Tetangga kami di seberang lorong pernah mengatakan mereka lapar karena makanan tidak diantarkan tepat waktu di awal karantina. Pria yang tinggal di sebelah kamar kami juga menderita diabetes, dia khawatir tentang pengobatannya," imbuhnya.
Kondisi inipun kian menguji penumpang, lantaran mereka juga dituntut untuk menaati segala peraturan, seperti saling menjaga jarak dua meter serta memakai pelindung masker dan sarung tangan, setiap diizinkan keluar kamar.
"Sejak karantina dimulai, rasanya seperti dikurung, tetapi kami punya balkon sehingga ada ruang untuk berolahraga. Namun mereka yang tinggal di kamar bagian dalam, tidak terkena matahari dan tidak ada ruang untuk sekadar meregangkan tubuh," imbuhnya.
Baca Juga: Digempur Produk Impor, Jokowi Minta Industri Baja Nasional Ditingkatkan
Kendati begitu, Chery mengaku, otoritas Jepang dan kru kapal memberikan pelayanan yang maksimal selama karantina.