Ilmuwan UGM: Skenario Terburuk Ibu Kota Negara Baru, Perlu Energi Nuklir

Rabu, 12 Februari 2020 | 07:00 WIB
Ilmuwan UGM: Skenario Terburuk Ibu Kota Negara Baru, Perlu Energi Nuklir
Desain ibu kota negara baru. (Suara.com/Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Saya turun ke lapangan di Kutai Kertanegara terkait karhutla. Sudah bisa diprediksi untuk karhutla. Maka, perlu ada manajemen dalam kondisi ekstrem seperti apa, sehingga bisa diatasi,” ujar dia.

Karhutla di Australia yang terjadi sejak Juli 2019 hingga saat ini, menurutnya harus menjadi pelajaran juga untuk Indonesia, terlebih karena api merambah hingga mendekati Ibu Kota Negara Canberra. Sementara emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sampai mencapai 1,2 miliar ton setara karbondioksida.

Mengembalikan Hutan

Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan bahwa pemerintah akan mengembalikan fungsi hutan di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) baru yang berada di Provinsi Kalimantan Timur.

Baca Juga: Penajam Paser Utara, Ibu Kota Baru Dilanda Kebakaran Hutan

“Kita tidak bangun hutan beton, 30 persen saja mungkin. Kalau di Jakarta per satu hektare 50 orang, di sana 20-an orang per hektare. Banyak daerah kita biarkan, kembalikan fungsi hutan seperti semula,” kata Suharso.

Termasuk nantinya Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, yang menurut Suharso akan dikembalikan fungsi kawasan hutannya karena sudah berubah dengan aktivitas lain.

“Jadi banyak aspek lingkungan hidup menjadi bagian utama untuk menyusun detil rencana untuk Ibu Kota Negara,” tambahnya.

Ditambahkan Suharso, aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan menjadi pertimbangan, karena hampir seluruh mata di dunia melihat ke Indonesia.

“Apakah mampu? Kalau pindah, terus seperti apa? Low carbon development apakah bagian pertimbangannya, atau pertimbangannya biasa saja,” sebut Suharso.

Baca Juga: Intip Penelusuran Jalan Menuju Ibu Kota Baru di Penajam Paser Utara

Pendapat pesismistis tersebut, kata Suharso pula, patut dihargai dan dijadikan pemacu agar mampu menunjukkan ke dunia bahwa Indonesia memang bisa. Ia pun mengemukakan, banyak hal di IKN baru yang harus disesuaikan dengan kemajuan masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI