300 Hari di Suriah, Cerita Febri Ramdani Ditipu Khalifah ISIS

Selasa, 11 Februari 2020 | 22:15 WIB
300 Hari di Suriah, Cerita Febri Ramdani Ditipu Khalifah ISIS
Febri penulis buku berjudul “300 Hari di Bumi Syam: Catatan Perjalanan Mantan Pengikut ISIS”. Buku itu didiskusikan olehnya di Aula Gedung IASTH, Kampung Universitas Indonesia, Salemba, Selasa (11/2/2020). [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Saat saya masuk sudah berbeda, sudah ada bendera-benderanya. Tapi kok beda sama yang dipropagandakan. Kok hancur semua.”

Satu-satunya impian yang tersisa bagi Febri adalah bertemu dengan keluarga besarnya. Sudah setahun tak bertemu, maka rindu harus terbayar lunas.

Di Suriah, Febri bertemu salah satu WNI yang juga menjadi pengikut ISIS. WNI itu mengakui mengetahui keluarga Febri dan akhirnya mempertemukan mereka.

"Akhirnya saya bertemu keluarga dan alhamdulillah ibu masih hidup. Memang ada beberapa yang  sudah meninggal.”

Baca Juga: Mantan Teroris Serahkan ke Pemerintah Soal Wacana Pemulangan WNI Eks ISIS

Pertemuan mereka berlangsung singkat. Febri hanya diberikan waktu dua hari untuk temu kangen bersama keluarga yang sudah tak lagi lengkap.

Selanjutnya, Febri diharuskan mengikuti wajib militer oleh ISIS. Tak ada pendidikan gratis, apalagi kebebasan memilih profesi seperti dijanjikan sang khalifah.

“Aku baru tahu, keluargaku marah saat melihatku di Suriah. Mereka berharap aku tak menyusul mereka. Sebab, mereka juga ingin kembali ke Indonesia.”

Segala kebusukan ISIS akhirnya diketahui Febri, bukan dari siapa-siapa, tapi justru dari keluarganya sendiri yang dulu meninggalkannya demi ke Suriah.

"Mereka bilang kenapa kamu ke sini. Kami sudah mau pulang ke Indonesia. Kami enggak dapat apa yang dijanjikan ISIS, kami justru diancam. Mereka jelaskan keburukan ISIS. Saya kaget.”

Baca Juga: Sepakat Tak Pulangkan WNI Eks ISIS, Mahfud: Anak-anak Akan Dipertimbangkan

Febri dan keluarganya berembuk, mencari jalan untuk kembali ke Indonesia. Ia lantas mendapat pertolongan dari penduduk lokal agar bisa keluar dari wilayah ISIS.

REKOMENDASI

TERKINI