Suara.com - Seorang pria muda berusia 22 tahun yang diketahui juga adalah musisi black metal, telah mengaku bersalah atas kejahatan membakar atau membumihanguskan sejumlah gereja secara sengaja. Kejahatan itu ia lakukan terhadap beberapa gereja Afro-Amerika di Negara Bagian Louisiana, Amerika Serikat, tahun 2019 lalu.
Menurut keterangan jaksa yang bertugas di persidangan kasusnya, sebagaimana dikutip BBC, Selasa (11/2/2010), sang pemuda bernama Holden Matthews mengaku melakukan perbuatan itu demi mengangkat profilnya sebagai seorang musisi black metal. Tindak pembakaran terhadap tiga gereja Baptis itu sendiri dilakukan dalam rentang 10 hari di kawasan Opelousas, mulai akhir Maret 2019, sebelum ia akhirnya ditangkap.
Adapun ketiga gereja tersebut adalah Gereja Baptis St Mary di Port Barre (dibakar pada 26 Maret), Gereja Baptis Greater Union di Opelousas (2 April), dan gereja Baptis Mount Pleasant di Opelousas (pada 4 April). Ketiga gereja diketahui rata-rata dihadiri oleh jemaat dari kalangan Afro-Amerika.
Ketiga gereja yang dibakar Matthews saat itu pun hangus dan hanya menyisakan puing-puing, hampir rata dengan tanah. Untungnya, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam kejadian itu, karena pembakaran dilakukan pada tengah malam.
Baca Juga: Wajah Petugas Medis di China Memar Terlalu Lama Pakai Masker
Dalam lanjutan persidangannya, Senin (10/2), Matthews menyampaikan pengakuan bersalah atas beberapa dakwaan yang diajukan terhadapnya. Termasuk di antaranya adalah tiga dakwaan sengaja menimbulkan kerusakan terhadap properti religius, serta enam dakwaan lainnya. Dia kini terancam hukuman penjara 10 sampai 70 tahun.
Pihak jaksa federal tidak menyebut secara spesifik apakah ada elemen rasisme dalam kejahatan Matthews. Namun yang pasti, dakwaan kejahatan karena rasa kebencian (hate crime) termasuk yang juga sudah diakui oleh Matthews.
Disebutkan bahwa Matthews yang merupakan putra seorang wakil sheriff lokal, sengaja melakukan pembakaran itu "karena karakter religius dari bangunan-bangunan tersebut". Dalam persidangan pula, Matthews sempat menyebut bahwa dia sengaja menarget ketiga gereja itu demi meniru kejadian pembakaran gereja oleh fans black metal di Norwegia pada era 1990-an.
Diketahui pada era 1990-an, setidaknya 50 gereja Kristen di Norwegia sempat diserang dan dibakar oleh kelompok yang mengatasnamakan black metal, subgenre dari musik heavy metal. Sosok musisi black metal bernama Varg Vikernes pun menjadi salah satu terdakwa yang mencuri perhatian saat itu.
Matthews sendiri kemudian diketahui pernah berkomentar di media sosial dalam postingan mengenai Vikernes, sosok yang kemudian disebut juga sebagai neo-Nazi, yang akhirnya dipenjara pada 1994. Matthews yang juga adalah personel band black metal, kepada jaksa pun mengaku bahwa ia sengaja melakukan tindak pembakaran gereja demi mengangkat pamornya sebagai musisi.
Baca Juga: Sadis, Dosen Perempuan Muda Tewas Dibakar Lelaki yang Ditolak Cintanya