Suara.com - Masker menjadi benda paling dicari di dunia setelah wabah virus corona menyebar ke berbagai negara. Bahkan organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan minimnya stok masker untuk mencegah penularan virus tersebut.
Unggahan soal masker di media sosial juga menjadi sorotan warganet. Salah satunya postingan akun Twitter @catuaries, Senin (10/2/2020).
Ia mengunggah ulang foto perempuan yang memakai masker wajah dengan logo Louis Vuitton. Satu masker berwarna hitam sementara yang lain dengan warna kuning.
"Mencegah hidung Anda mencium aroma kemiskinan," tulis @catuaries dalam cuitan tersebut.
Baca Juga: Amnesty International Minta Australia Bahas soal HAM Papua dengan Jokowi
Cuitan tersebut mendapatkan banyak respon warganet. Terpantau, lebih dari 10 ribu likes dan 11 ribu retweet diberikan warganet.
Menariknya, warganet justru mengaitkan masker ini dengan merebaknya virus corona.
Seperti komentar dari @_putriaprilia, "Virus corona pas ketemu masker ini melipir gak ya?"
Warganet lain, akun @gapapahhh menulis, "Virus juga males ngedeketnya, insecure duluan".
Berdasarkan penelusuran Suara.com menggunakan Google Search Image, foto masker ini telah diunggah oleh akun Twitter lainnya, @meenavoguee, pada 26 Januari 2019.
Baca Juga: Samsung Galaxy Z Flip Coba Curi Perhatian di Panggung Oscar 2020
Sementara itu, masker dengan desain seperti itu tidak ditemukan dalam situs resmi milik Louis Vuitton.
Dunia Krisis Masker
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan minimnya stok masker untuk mencegah penularan virus corona. Saat ini, seluruh penjuru dunia mengalami krisis masker.
Dialihbahasakan dari Channel News Asia, Sabtu (8/2/2020), virus mematikan tersebut telah menyebar ke puluhan negara. Banyak warga yang menimbun stok untuk digunakan sendiri maupun dijual kembali dengan harga fantastis.
"Dunia menghadapi masalah kekurangan alat pelindung diri (PEE)," kaya Dewan Eksekutif WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa.
Saat ini, harga masker di pasaran melonjak tajam hingga 20 kali lebih tinggi dari harga normal. Krisis ketersediaan masker juga diperburuk dengan penggunaan masker yang tidak tepat oleh orang yang tak sakit atau staf medis.
Ia menegaskan, persediaan masker saat ini dipastikan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga.
Tedros memberikan apresiasi kepada sejumlah perusahaan penyedia masker yang telah berjanji hanya akan menjual maskernya kepada staf medis saja. Dengan demikian dunia dapat menghemat penggunaan masked dan digunakan tepat sasaran .
"Ada stok terbatas dan kami harus memastikan masker didapatkan oleh orang-orang yang paling membutuhkan," tuturnya.
Mulai awal pekan ini, WHO telah mengirimkan masker, sarung dan resporator ke negara-negara yang membutuhkan bantuan.