Suara.com - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy membantah Indonesia tak bisa mendeteksi virus Corona (NCoV). Menurutnya Indonesia sudah bisa mendeteksi jika ada virus yang masuk.
Sebelumnya, Dua surat kabar Australia, Sydney Morning Herald (SMH) dan The Age, pada Jumat (31/1/2020), mengungkapkan bahwa laboratorium-laboratorium medis di Indonesia belum memiliki alat atau testing kit untuk mendeteksi infeksi virus Corona atau 2019-nCov dalam hitungan jam.
Saat ini untuk mendeteksi adanya infeksi virus Corona, laboratorium-laboratorium di Indonesia harus memeriksa langsung orang yang diduga terinfeksi dan kemudian melakukan proses pengurutan gen. Langkah-langkah ini bisa memakan waktu hingga 6 hari.
Muhadjir Effend menjelaskan virus ini sendiri menular antara manusia ke manusia lain dengan cepat. Jika ada orang terjangkit, ia menyebut pihaknya sudah memiliki alat untuk mendeteksinya.
Baca Juga: Bahaya Virus Corona, Dokter Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Singapura
Di setiap tempat kedatangan warga dari China, jika ada yang terjangkit, dengan alat pemindai yang dimiliki maka akan ketahuan. Dengan demikian, tindakan cepat disebutnya bisa langsung diambil.
"Kita memperketat pintu-pintu masuk dengan alat pemindai, tidak benar jika kita tidak mempunyai alat itu, kita sudah cukup punya teknologi mendeteksi jenis virus baru dengan corona itu," ujar Muhadjir di kantor Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2020).
Menurutnya alat itu sudah digunakan olah Badan Penelitian Kesehatan untuk melakukan pengecekan. Seperti beberapa orang yang dicurigai mengidap corona, Badan Kesehatan sudah melakukan sejumlah pemeriksaan.
"Badan penelitian kesehatan kita sudah punya teknologi itu," jelasnya.
Meski demikian, ia meminta agar masyarakat waspada dan segera melapor jika ditemukan indikasi corona. Ia juga mengimbau segala pengumuman dari Pemerintah turut menjadi perhatian.
Baca Juga: Wabah Virus Corona, Indonesia Kembali Evakuasi WNI di China
"Untuk antisipasi kita sudah cukup, kemudian yang penting harus lebih memperbanyak telinga, memperbanyak mata," pungkasnya.
Sebelumnya, para pakar kesehatan mengatakan Indonesia tak punya kemampuan untuk mendeteksi virus Corona dengan cepat dan Australia secara khusus risau ketidakmampuan Indonesia akan membuat warganya rentan terinfeksi virus mematikan tersebut. Amin Soebandrio, kepala Lembaga Eijkman di Bandung, Jawa Barat, mengatakan bahwa reagen yang diperlukan untuk mendeteksi virus Corona memang belum tersedia di Indonesia.