Suara.com - Larangan terbang yang diberlakukan pemerintah Indonesia dari dan ke China menyusul merebaknya wabah Virus Corona disinyalir menampar sektor pariwisata. Salah satunya di Bali.
Dalam pemberitaannya, media asal Inggris, Daily Mail, menyebut Bali sebagai kota hantu dalam headline di salah satu artikel milik mereka untuk menggambarkan terimbasnya pariwisata di Pulau Dewata tersebut.
Daily Mail, dalam headline-nya, menyebut Bali berubah dari kiblatnya para turis hingga menjadi kota hantu. Menurut Daily Mail, hal tersebut gara-gara dilarang penerbangan dari dan ke China.
"Bali berubah dari Makkah-nya para turis menjadi kota hantu setelah turis China dilarang karena menyebarnya Virus Corona," demikian bunyi headline Daily Mail seperti dikutip Suara.com, Sabtu (8/2/2020).
Baca Juga: Video Mengerikan, Pasien Suspect Virus Corona Diseret dari Rumah
Media itu menyebut Indonesia melarang penerbangan dari dan ke China pada Rabu kemarin. Buntutnya, sekitar 5.000 turis China terjebak di pulau tersebut.
Pun Daily Mail memajang foto Bandara I Ngurah Rai, Denpasar, yang terlihat sepi. Daily Mail juga menyebut jalanan yang biasanya ramai oleh turis China, kini sepi.
Daily Mail juga menyebut bisnis-bisnis di Bali berupaya menyintas dengan memotong jumlah karyawan. Pun disebutkan pusat-pusat perbelanjaan yang dibiarkan kosong di sana.
"Bali sangat terpukul oleh Virus Corona karena jalan-jalan yang dulunya ramai dipenuhi turis Tiongkok kini sepi menyusul larangan penerbangan," tulis Daily Mail.
Daily Mail bahkan mengutip status seorang warganet yang diduga dari Australia. Dia mengaku khawatir Bali akan kehilangan banyak bisnis lokal jika larangan untuk turis China tidak dicabut.
Baca Juga: Virus Corona Merebak, Dunia Krisis Stok Masker
"Virus Corona telah memukul keras ekonomi di Bali. Kami menetap di sebuah hotel di Kuta. Okupansinya kini hanya 50 persen dan staff telah diistirahatkan," tulis warganet melalui Facebook seperti dikutip Daily Mail.
Bahkan, tulis Daily Mail, sejumlah warga lokal khawatir imbas finansial ini bakal menghancurkan ekonomi seperti yang terjadi pada tragedi Bom Bali pada 2002.
"Salah satu teman kami di Bali mempekerjakan 20 pengemudi yang mengantarkan turis China dalam tur mereka dan mereka tidak punya pekerjaan," kata seorang turis Australia seperti dikutip Daily Mail.
"Penduduk setempat memiliki kenangan segar tentang bagaimana rasanya ketika wisatawan berhenti datang setelah pemboman," lanjutnya.
Larangan sementara
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan penerbangan dari Indonesia menuju China maupun sebaliknya diberlakukan penundaan sementara.
Penundaan penerbangan itu disampaikan Retno usai melakukan rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Lanud Halim Perdanakusuma. Penundaan penerbangan juga merupakan tindak lanjut pemerintah Indonesia dalam mencegah masuknya virus Corona yang berasal dari Kota Wuhan di Provinsi Hubei, China.
"Penerbangan langsung dari dan ke mainland RRT (Republik Rakyat Tiongkok) ditunda untuk sementara mulai hari Rabu pukul 00.00," ujar Retno, Minggu (2/2/2020).
Dibantah Kadis Pariwisata Bali
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa membantah tudingan media asing yang menyebut Bali bak kota hantu karena sepi turis. Kata Putu Astawa, itu hoaks.
Putu Astawa menegaskan memang terjadi penurunan jumlah wisatawan di Pulau Dewata tersebut. Namun itu, imbuhnya, khusus turis China saja.
“Penurunan wisatawan memang terjadi, tapi itu khusus market Tiongkok saja, sekitar 25-27 persen, sementara market yang lain masin on schedule, belum ada yang cancel,” kata Putu Astawa seperti dikutip dari Beritabali.com--jaringan Suara.com--, Senin (10/2/2020).
Menurutnya, kunjungan wisatawan ke Bali memang berkurang, karena adanya penutupan penerbangan dari dan ke Tiongkok.
“Jadi selain bulan ini memang low season, penutupan ini juga berpengaruh signifikan untuk kunjungan wisatawan ke Bali, karena pada bulan ini biasanya wisatawan Tiongkok banyak ke Bali, bertepatan dengan hari raya Imlek,” jelasnya.
Dari sebanyak 6,3 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali, 1,185 juta di antaranya adalah wisatawan dari Tiongkok.
Putu Astawa menekankan pengurangan hanya terjadi di angka 1 jutaan tersebut, namun untuk angka yang lain masih relatif aman.
Selain itu, ia juga menjelaskan saat ini pihaknya tengah membidik wisatawan selain Tiongkok untuk datang ke Bali.
“Karena kasus ini kita akan gaet wisatawan Eropa, Australia atau Amerika untuk datang ke Bali,” imbuhnya.
Pun demikian dikatakan Ketua Bali Hotel Association (BHA) Ricky Putra. Dia membenarkan penurunan jumlah wisatawan mancanegara ke Bali. Tapi itu cuma turis China.
“Wisatawan dari Negara lain masih ke Bali. Apalagi jika kita compare, length of stay wisman Tiongkok ke Bali sekitar 4-5 hari, sedangakan wisman Eropa, Australia, dan Amerika bisa mencapai 2-4 minggu, jadi anggap saja 500. 000 wisman Tiongkok ke Bali bisa ditutupi dengan sekitar 125 ribu – 150 ribu wisman Eropa bisa mengimbangi,” jelasnya.
Ia juga menyatakan saat ini kita tengah membidik wisatawan yang akan berkunjung ke Tiongkok.
“Sekitar 30 juta wisman berwisata ke Tiongkok setiap tahunnya. Namun, karena kasus ini tentu saja banyak penerbangan ke sana (Tiongkok-red) ditutup. Jadi kita akan kerja sama dengan airlines dan travel agent untuk mengalihkan mereka dating ke Bali,” jelasnya seraya menyatakan jika Bali tidak bermaksud bersenang-senang atas musibah yang menimpa Tiongkok.
Untuk memuluskan rencana tersebut, piihaknya berpendapat perlunya membangun citra Bali yang positif.
“Kita bisa undang wartawan luar negeri untuk memberitakan bahwa Bali aman dari Corona, kita bisa ajak ke rumah sakit-rumah sakit untuk membuktikan. Setelah ada pemberitaan seperti itu, kita harap wisatawan akan nyaman untuk berkunjung ke Bali,” imbuhnya.
Selain membidik pasar mancanegara, Ricky Putra juga mengaku tengah membidik wisatawan domestik yang selama ini berkunjung ke China.
“Ada sekitar 3.000 wisdom yang ke Tiongkok setiap tahunnya. Karena musibah ini tentu saja mereka mengalihkan perjalanan mereka, untuk itu kita gaet mereka datang ke Bali juga,” tandasnya.
Sebelumnya terkait virus Corona, pemerintah Indonesia melarang seluruh pendatang asal China daratan untuk memasuki Indonesia. Retno mengatakan pelarangan itu bersifat sementara.
"Semua pendatang yang tiba dari mainland China dan sudah berada di sana selama 14 hari untuk sementara tidak diizinkan untuk masuk dan melakukan transit di Indonesia," ujar Retno usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu (2/2/2020).
Selain memberlakukan larangan masuk, pemerintah Indonesia juga mengehentikan sementara bebas visa di negara China.
"Kebijakan pemberian fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrival untuk warga negara RRT yang bertempat tinggal di mainland China untuk sementara dihentikan," ujar Retno.