Suara.com - Beredar informasi yang mengklaim bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat gelar amirullah amanah atau pemimpin yang amanah dari Saudi Arabia. Informasi tersebut berasal dari pesan berantai di aplikasi Whatsapp.
Berikut narasi yang ditulis dalam pesan berantai tersebut.
"Goodbener Endonesyah….
Dapat Gelar dari Saudi Arabia buat bang Anis Baswedan sebagai “AMIRUL AMANAH” PEMIMPIN YANG AMANAH."
Baca Juga: Ngeri! Pipi Ditusuk-tusuk saat Pawai Cap Go Meh di Kalbar
Dalam pesan berantai itu disertakan pula foto Anies mengenakan jubah berwarna hitam.
Benarkah Anies Baswedan mendapat gelar amirul amanah atau pemimpin yang amanah?
Penjelasan
Berdasarkan hasil penelusuran turnbackhoax.id --jaringan Suara.com, pesan berantai di Whatsapp yang klaim Anies Baswedan mendapat gelar amirul amanah atau pemimpin yang amanah adalah tidak benar.
Foto Anies memakai jubah hitam merupakan kejadian ketika sang Gubernur mendapat hadiah jubah dari seorang syekh di Jeddah.
Baca Juga: Syarat Ini Harus Dipenuhi WNI Eks ISIS Kalau Mau Pulang ke Tanah Air
Berdasarkan penelusuran melalui mesin pencari gambar Google Search Image. Ditemukan bahwa, foto tersebut telah dimuat oleh situs Kumparan dalam berita berjudul "Anies Baswedan Dapat Hadiah Jubah dari Seorang Syekh di Jeddah".
Berita yang diterbitkan pada 8 September 2017 ini menjelaskan Anies Baswedan mendapat jubah dari President of the Holy Quran Councils, Al Syekh Muafaq Bin Kadasa Al Ghamdi. Berikut kutipan beritanya.
"Gubernur DKI Terpilih, Anies Baswedan, mendapat jubah dari President of the Holy Quran Councils, Al Syekh Muafaq Bin Kadasa Al Ghamdi, di sebuah gedung pertemuan di Kota Jeddah pada Kamis (7/9) malam waktu setempat.
Syekh Muafaq memberikan jubah tersebut kepada Anies dalam jamuan makan malam untuk para haji dari Asia dan Afrika.
Usai memberikan ceramah dalam acara tersebut, Syekh Muafaq mengundang Anies maju ke depan, lalu mengenakan jubah yang merupakan pakaian kebesaran yang biasa dipakai oleh para syekh dan tokoh kerajaan."
Selain itu tidak ditemukan pula informasi terkait pemberian gelar "amirul amanah" kepada Anies Baswedan di berita Kumparan tersebut.
Sehingga tidak benar jika Anies mendapat gelar amirul amanah dari Saudi Arabia.
Kesimpulan
Jadi, informasi yang disebarkan dalam pesan berantai melalui Whatsapp tersebut termasuk dalam kategori false context atau narasi disajikan dengan konteks yang salah.
False context biasanya memuat pernyataan, foto atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta sesungguhnya.