Tolak WNI Eks ISIS, Ganjar Pranowo: Saya Tunggu yang Sukses, Bukan Mereka

Dany Garjito Suara.Com
Sabtu, 08 Februari 2020 | 15:06 WIB
Tolak WNI Eks ISIS, Ganjar Pranowo: Saya Tunggu yang Sukses, Bukan Mereka
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menyampaikan sambutan dalam acara MPKU Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng di Hotel Aston Semarang, Jumat (29/3/2019) malam. [Suara.com/Adam Iyasa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menolak rencana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) mantan ISIS ke Indonesia, khususnya yang berasal dari Jawa Tengah.

"Yang saya tunggu kembali ke Tanah Air itu WNI asal Jateng yang sukses di luar negeri, bukan mereka (WNI eks ISIS--red)," kata Ganjar Pranowo, Jumat (07/02) seperti dikutip dari Antara.

Ganjar Pranowo menilai bahwa perlu adanya pertimbangan matang dari berbagai sisi dan pihak terkait dengan wacana pemulangan WNI mantan ISIS ke Indonesia.

Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa Jateng memiliki program khusus untuk deredikalisasi demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari gerakan-gerakan radikal.

Baca Juga: Wacana Dipulangkan, Pemerintah Wajib Sekolahkan Ulang Anak-anak Eks ISIS

"Yang di luar negeri itu jelas bukan tanggung jawab kami, apalagi mereka sudah dengan sengaja membakar paspor WNI," katanya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Suara.com/Adam Lyasa)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Suara.com/Adam Lyasa)

Ganjar Pranowo mendapat cerita dari eks narapidana kasus terorisme tentang bahayanya mantan teroris, apalagi tidak ada pembinaan.

"Kita ngurusi yang ada saja butuh energi ekstra, apalagi ketambahan mereka (WNI eks ISIS--red)," ungkapnya.

Wacana Dipulangkan, Rehabilitasi Eks Jihadis ISIS Harus Mendalam dan Lama

Pemerintah masih berdiskusi apakah akan memulangkan 600 warga negara Indonesia (WNI) eks ISIS dari Timur Tengah ke tanah air atau tidak.

Baca Juga: Pemerintah Mesti Cermat Jika Mau Rehabilitasi 600 WNI eks ISIS

Peneliti pemetaan terorisme, Taufik Andrie menilai kalau pemerintah akhirnya memutuskan untuk membawa pulang, maka rehabilitasi yang diberikan harus dilakukan secara menyeluruh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI