Masuk ke Suriah dan Bawa 600 WNI eks ISIS Pulang Bukan Perkara Mudah

Jum'at, 07 Februari 2020 | 21:47 WIB
Masuk ke Suriah dan Bawa 600 WNI eks ISIS Pulang Bukan Perkara Mudah
Leefa (berkerudung hijau), perempuan asal Indonesia yang tertipu propaganda ISIS untuk datang ke Raqa, Suriah. [Ayham al-Mohammad/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wacana memulangkan 600 WNI eks ISIS yang berada di Suriah ke Tanah Air kekinian menjadi polemik. Ada yang mendukung, tapi tak sedikit pula menolak.

Namun, di luar polemik itu, memulangkan ratusan WNI eks kombatan ISIS tersebut bukan perkara mudah bagi pemerintah.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengatakan, agar pemerintah bisa menemui ratusan WNI itu pun susah.

“Kalau mau menembusnya, pemerintah harus meminta bantuan kepada intelijen Timur Tengah,” kata Suhardi Alius saat konferensi pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2020).

Baca Juga: BNPT: 600 WNI Eks ISIS Mayoritas Perempuan dan Anak-anak

Ia menuturkan, 600 WNI itu berada bersama puluhan ribu teroris asing eks ISIS di tiga kamp konsentrasi, yakni Al Hol, Al Ruj, dan Ainisa.

Tiga kamp itu juga berada di bawah tiga otoritas berbeda. Ada yang dikuasai Pasukan Demokratik Suriah, pemerintah Suriah, dan pemerintah suku kurdi atau Kurdistan.

"Jadi itu sekian banyak otoritasnya, kita enggak bisa masuk," kata Suhardi.

Bahkan, kata dia, BNPT pun harus mencari bantuan kepada badan intelijen Abu Dhabi untuk bisa mencari informasi terkait keberadaan serta data WNI di sana.

Informasi tersebut penting diperoleh agar BNPT bisa melakukan verifikasi, apakah orang yang mengaku dari WNI tersebut benar berasal dari Indonesia.

Baca Juga: BNPT: Pemulihan WNI Eks ISIS Bukan Perkara Mudah

Hingga saat ini, BNPT masih melakukan pengupayaan dengan melakukan monitoring terhadap keberadaan WNI tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI