"Saya telah meminta MHA untuk memeriksa apa yang telah dikatakan Abdul Halim," tulisnya.
Menurut Shanmugam, komentar Abdul Halim terhadap orang Cina pada umumnya dan Cina-Singapura khususnya, tidak dapat diterima, dan ini tidak bisa dibiarkan.
"Ketika pengkhotbah lain telah membuat komentar yang tidak dapat diterima, mereka akan ditindak," ujar sang menteri.
Ia mencontohkan, dua pendeta di Singapura diberikan sanksi, dalam beberapa tahun terakhir, karena komentar yang menyerang.
Baca Juga: Sri Mulyani Malas Tanggapi Nasabah Jiwasraya yang Geruduk Kantornya
Meskipun demikian, Shanmugam menunjukkan bahwa provokasi semacam itu diperlihatkan oleh bagian kecil dari setiap komunitas. Dia memuji organisasi Islam dan ulama lainnya yang telah menentang rasisme dan xenofobia di tengah-tengah wabah virus korona.
Misalnya, Mohamad Ghouse Khan Surattee, ulama di Singapura yang menulis unggahan di Facebook, Rabu (5/2/2020).
"Sekarang bukan saatnya untuk menyalahkan siapa pun, atau melihatnya sebagai hukuman atau azab kepada bangsa atau ras tertentu - sekarang virus sudah di depan pintu, menyalahkan orang pada saat ini dapat menunda bantuan yang berharga," tulis Mohamad Ghouse Khan Surattee.
Shanmugam juga mengklaim bahwa organisasi seperti MUIS, PERGAS, Association of Muslim Professionals, the Religious Rehabilitation Group, Muhammadiyah Association, dan Singapore Kadayanallur Muslim telah bersuara mendesak warga Singapura untuk tidak membuat komentar yang sensitif.
Baca Juga: BNPT: Identitas 600 WNI Eks ISIS Masih Diverifikasi