Viral Video Pemuda Cina di Italia Lawan Sentimen Rasis Virus Corona

Jum'at, 07 Februari 2020 | 13:18 WIB
Viral Video Pemuda Cina di Italia Lawan Sentimen Rasis Virus Corona
Massimiliano Martigli Jiang lakukan social experiment melawan sentimen rasis virus corona (Screenshot FB: UGIC)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sentimen rasisi terhadap warga maupun keturunan China muncul setelah virus corona menyebar di berbagai negara. Massimiliano Martigli Jiang, pemuda keturunan China yang dibesarkan di Italia membuat social experiment untuk melawan sentimen rasis tersebut.

Videonya diunggah oleh persatuan pemuda Cina-Italia Unione Giovani Italo Cinesi (UGIC) ke Facebook pada Selasa (4/2/2020) dan kemudian menjadi viral.

Pantauan Suara.com, rekaman yang berdurasi sekitar satu menit ini telah mendapat 5.800 like, 564 komentar dan 9 ribu kali dibagikan.

Eksperimen sosial ini merupakan ide Jiang dan Francesco Xia. Mereka melakukannya pada Minggu (2/2/2020) di jalan-jalan Florence, Italia.

Baca Juga: Wadah Pegawai Laporkan Pimpinan KPK ke Dewan Pengawas, Ada Apa?

Dilaporkan TaiwanNews, Kamis (6/2/2020), Jiang berdiri diam di tengah alun-alun di Florence. Pemuda itu menutup matanya dengan syal hitam dan mengenakan masker.

Video Pemuda Cina di Italia melawan sentimen rasis Virus Corona (Screenshot FB: UGIC)
Video Pemuda Cina di Italia melawan sentimen rasis Virus Corona (Screenshot FB: UGIC)

Di samping Jiang, terdapat tulisan tangan: "Saya bukan virus. Saya manusia. Buang prasangka."

Dalam menit-menit awal, video itu memperlihatkan beberapa orang mengacuhkan Jiang. Kemudian beberapa pejalan kaki ada yang berhenti sebentar untuk berswafoto dengannya.

Tidak lama setelah itu, orang-orang lainnya memeluk Jiang. Beberapa bahkan membantu melepas penutup mata dari wajahnya. Pemuda itu membalas pelukan yang diberikan kepadanya.

Banyak penonton tersentuh oleh aksi pemuda keturunan Cina ini. Warganet yang melihat videonya di media sosial juga memuji keberanian Jiang melawan sentiment rasis akibat virus corona.

Baca Juga: Sedih Banget, Balita Meninggal Gara-gara Ibu Percaya Hoax Grup Anti Vaksin

Menurut TaiwanNews, Jiang lahir di kota Wenzhou, Cina. Ia pindah ke Italia bersama orang tuanya ketika masih muda.

UGIC berharap orang-orang akan lebih peduli dan perhatian terhadap para penderita virus corona. Sehingga tidak menyebarkan kebencian.

"Berjalan menjauh dari virus, bukan manusia," tambah organisasi itu.

Massimiliano Martigli Jiang lakukan social experiment melawan sentimen rasis virus corona (Screenshot FB: UGIC)
Massimiliano Martigli Jiang lakukan social experiment melawan sentimen rasis virus corona (Screenshot FB: UGIC)

Untuk diketahui, sentimen rasis terjadi di seluruh Italia terhadap warga dan keturunan Cina. Menurut laporan media setempat, insiden sempat terjadi ketika turis Cina di Venesia diludahi.

Lebih kejamnya lagi, kelompok ibu-ibu bahkan memberikan himbauan kepada buah hati mereka untuk menjauhi teman sekolah mereka yang memiliki keturunan China.

"Ini sangat tidak menyenangkan dan tak masuk akal. Mereka bahkan melibatkan anak-anak," sebut salah seorang anggota Asosiasi Bisnis Italia Conf Commercio bernama Fransesco Wu, dikutip dari The Local, Sabtu (1/2/2020).

Belakangan, diketahui bahwa Lembaga Kesehatan Italia telah mengirim sebuah surat edaran di setiap sekolah.

Dalam surat tersebut, sekolah dihimbau untuk tetap bertindak adil dengan tidak perlunya membatasi murid yang memiliki keturunan China.

Penduduk China di Italia, sejak tahun 2008, diketahui jumlahnya telah mencapai angka kurang lebih 300 ribu jiwa.

Italia juga dikabarkan menjadi negara ketika di Eropa setelah Jerman dan Perancis yang memberikan informasi terkait korban terinfeksi virus corona.

Sentimen rasis juga terjadi di Kanada dan Indonesia. Dilaporkan The Guardian, Selasa (28/1/2020), komunitas China di Kanada menghadapi pelecehan rasis terkait virus corona.

Seperti yang dialami oleh penduduk Toronto bernama Terri Chu.

Dalam cuitannya, Terri Chu mengatakan bahwa ia dan ibu-ibu China lainnya di sana takut akan "gelombang rasisme tak terhindarkan" yang menyertai penyebaran virus corona di seluruh dunia.

Ia tidak menyadari betapa dalamnya reaksi yang akan terjadi.

"Banyak dari kita bahkan belum pernah ke China tetapi ketahuilah kami akan dicaci," cuit Terri.

Sementara itu, disadur dari Japan Times, Kamis (30/1/2020), lebih dari 9.000 orang telah menandatangani petisi yang mendesak salah satu dewan sekolah di daerah Toronto untuk menjaga anak-anak yang anggota keluarganya baru saja kembali dari Tiongkok.

Penolakan turis China terjadi di Sumatera Barat, Indonesia. Warga yang tergabung dalam GNPF Ulama Bukittinggi-Agam menolak kedatangan 174 turis China yang berkunjung ke wilayahnya.

Padahal sebelumnya, ratusan turis yang datang sejak Minggu (26/1) pagi itu disambut meriah oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.

Warga khawatir, virus corona bisa menyebar melalui para turis yang datang. Aksi penolakan terjadi di luar hotel tempat para turis Cina tersebut menginap.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI