Suara.com - Pemprov DKI Jakarta tengah membangun jalan layang atau fly over di kawasan Lenteng Agung depan kampus IISIP dan Pasar Minggu tepatnya di depan Jalan Poltangan. Namun dalam perjalanannya, proyek ini mengakibatkan kemacetan parah.
Pengerjaannya membuat macet karena harus memakan badan jalan kendaraan bermotor. Hanya satu dari tiga lajur yang disisakan akibat pengerjaan proyek tersebut.
Bahkan, imbas pembangunan proyek fly over Poltangan, untuk melaju dari Pasar Minggu ke arah Depok, satu jalur ditutup sepenuhnya dan harus melewati pom bensin. Setiap harinya terjadi kemacetan parah karena kendaraan yang ingin putar balik hanya bisa menggunakan U-turn Universitas Pancasila atau Pasar Minggu.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengakui kedua proyek ini menjadi penyebab kemacetan parah. Karena itu pihaknya tengah mengkaji untuk membuka U-turn dekat kampus Universitas Jagakarsa.
Baca Juga: Bangun Fly Over, Anies Akui Balas Budi Buang Sampah ke TPST Bantargebang
"Kita kaji untuk pembukaan perlintasan di sekitarnya," ujar Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (7/2/2020).
U-turn ini sebenarnya merupakan jalur lama yang dahulu menjadi titik pengendara melintasi rel kereta. Namun lintasan ini ditutup karena adanya fly over Jagakarsa dan dinilai membuat kemacetan dari arah Depok menuju Pasar Minggu.
Syafrin belum mau memastikan kapan jalur ini akan dibuka. Namun ia mengaku akan membicarakannya dengan Dirjen Perkeretaapian terlebih dahulu.
"Jadi kita kaji. Kita akan komunikasikan dengan Dirjen Perkeretaapian," katanya.
Selama pengerjaan, Syafrin menyebut pihaknya sudah melakukan rekayasa lalu lintas. Masyarakat diminta melewati Jalan TB Simatupang atau putar balik di Universitas Pancasila.
Baca Juga: Rusuh Pecah di Fly Over Semanggi, Hujan Gas Air Mata dan Petasan
"Itu ada akses yang buat masyarakat itu lewat TB Simatupang dan atau terus ke Pancasila itu," pungkasnya.
Pembangunan kedua fly over ini dimulai sejak Sabtu 21 Desember 2019. Anggarannya berasal dari APBD DKI tahun 2020 dengan rincian Flyover Tanjung Barat Rp 136,2 miliar, dan Flyover Lenteng Agung Rp 140,8 miliar.