Suara.com - Pemerintah berencana membangun satu rumah sakit khusus penanganan virus menular. Rencananya rumah sakit itu dibangun di pulau kosong alias tak berpenghuni.
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan, rencana itu segera dibahas oleh pemerintah. Satu hal yang akan menjadi pembahasan adalah mencari pulang kosongnya.
"Kami akan cari satu tempat kosong. Indonesia punya masih banyak, ribuan pulau yang masih kosong," kata Mahfud di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Gambaran rumah sakit yang akan dibangun itu akan menangani pasien yang terjangkit segala virus menular termasuk misalkan terkena virus corona. Ia menerangkan, pada area tersebut juga akan dibangun pusat rehabilitasi.
Baca Juga: Kabar Baik, 5 Pasien Virus Corona di Thailand Dinyatakan Sembuh!
"Nanti presiden minta yang jangka panjang disiapkan RS khusus yang menangani virus-virus menular," ujarnya.
"Cuma memang harus ikut prosedur internasional. Karena (meskipun sehat mereka) keluar dari sana harus 14 hari dulu diisolasi di sana.”
43 negatif corona
Kasus virus corona atau novel coronavirus (2019-nCoV) terus meningkat secara global.
Hingga kini, angka yang terinfeksi dari data WHO per 6 Februari 2020 mencapai 24.554 kasus. Sedangkan kasus kematian mencapai 491 di China, dan 1 orang meninggal di Filipina.
Baca Juga: Apa Mungkin Terinfeksi Virus Corona Tapi tak Jatuh Sakit? Ini Kata Pakar
Virus corona sudah menyebar di 24 negara, dengan laporan terakhir Belgia mengonfirmasi positif corona.
Laporan ini sangat meningkat, mengingat dalam satu hari dari 4 hingga 5 Februari ada 3925 kasus baru yang terjadi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, menyebutkan di Indonesia sudah ada sebanyak 47 spesimen yang diperiksa Kemenkes di laboratorium Litbangkes.
Update hari ini, Kamis (6/2/2020), 43 spesimen dipastikan negatif, sedangkan 4 lainnya masih tahap pemeriksaan.
"Di tingkat nasional, sampai jam 06.00 WIB saya dapatkan laporan Badan Litbang Biomedis, disampaikan bahwa 47 spesimen disampaikan di 28 RS, 43 spesimen dinyatakann negatif, 4 masih dalam tahap pemeriksaan," ujar Anung saat melakukan teleconference dari Natuna di Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2020).
Spesimen tersebut berasal dari berbagai sumber, tidak hanya dari WNI yang pulang dari China, tapi juga ada WNA.
Seperti WNA yang baru pulang dari Malaysia memiliki gejala, dan karena ada riwayat dari China, ia langsung diperiksa sampelnya.
Ada juga, kata Anung, mereka tidak berhubungan dengan Wuhan, tapi dari Shanghai dan memiliki gejala, juga dilakukan pemeriksaan skrining di Litbangkes.
"Beberapa detailnya nggak hapal satu per satu. Pengumpulan data itu ada di Bu Endang ( Kepala Subdirektorat Penyakit Infeksi Emerging Kemenkes, Endang Budi Hastuti) akan (mengumpulkan) hal-hal semacam ini, sementara laboratoriumnya dikerjakan di Litbangkes."