Selanjutnya dalam proses reservasi, resepsionis biasanya akan menanyakan kepada booker untuk siapa kamar tersebut.
"Pasti ditanya kamar ini buat siapa. Bagaimana mungkin resepsionis tahu yang pesan Andre Rosiade jika tidak ada yang menyebutkan. Ya tentu si Bimo (diduga ajudan Andre Rosiade) sebut nama Andre. Makanya ada nama Andre dalam struk tersebut," kata dia.
Lalu, lanjut Maulana, Andre juga menyebutkan nomor yang dihubungi saat reservasi bukan nomor kontaknya.
"Ya Andre, semua orang tahu dia Anggota DPR RI. VVIP kita dong. Kita minta kontak yang bisa dihubungi, mungkin Andre sibuk kan, jadi makanya kontak si Bimo yang ditulis."
Baca Juga: Kritik Pedas Gustika ke Andre Rosiade: Sok Magang Jadi Tuhan
"Jadi kalau seandainya ada masalah, Bimo dong yang dituntut karena menggunakan nama dia (Andre) bukan malah kita yang dikejar-kejar," tegasnya.
Kemudian, lanjut Maulana, Andre juga buka-bukaan di sejumlah media bahwa bukan dia yang melakukan 'check in' dan pengambilan kunci kamar tersebut.
"Siapa yang enggak kenal Andre Rosiade, bagi kita dia VVIP, jadi wajar saja dia menyuruh orang lain untuk melakukan proses 'check in' dan mengambil kunci."
Ia juga menambahkan, sebagai pengusaha hotel, pihaknya merasa dirugikan dengan kasus ini. Ia mendukung kasus ini harus diproses secara hukum agar lebih jelas siapa yang salah dan benar.
Sebelumnya diketahui Anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Andre Rosiade menolak dirinya disebut sebagai orang yang merencanakan (pola) penggerebekan praktik prostitusi daring di kamar 606 Hotel Kyriad Bumi Minang, sepekan lalu itu.
Baca Juga: Petisi Bebaskan PSK yang Dijebak Andre Rosiade: NN Hanya Korban, Bebaskan!
Baginya, tindakan itu bagian dari memenuhi aspirasi masyarakat dan sebagai shock therapy guna menghilangkan tindak maksiat dari daerah itu.