"Jangan Harap Tinggalkan China Jika Suhu Tubuhmu 38 Derajat Celcius"

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 06 Februari 2020 | 13:53 WIB
"Jangan Harap Tinggalkan China Jika Suhu Tubuhmu 38 Derajat Celcius"
Lalu lintas di Jalan lingkar 2 Beijing seksi Dongzhimen, sepi, pada 2 Februari 2020. (ANTARA/M. Irfan Ilmie)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - "Jangan harap tinggalkan China jika suhu tubuhmu 38 derajat celcius", demikian pesan yang disampaikan otoritas pemerintah China di Beijing melalui layanan pesan singkat atau SMS.

Pesan tersebut menggambarkan bagaimana sulitnya meninggalkan Negara Tirai Bambu itu di tengah wabah virus corona yang sudah menyebar hampir seluruh wilayah daratan China.

Berikut catatan perjalanan salah satu WNI yang sudah tiga tahun tinggal di salah satu apartemen di Kota Beijing. Ia terpaksa harus meninggalkan kota tempatnya bekerja itu untuk pulang ke Tanah Air, meski prosesnya cukup rumit dan berbelit karena ketatnya uji tes kesehatan, khususnya kondisi suhu badan, tak hanya di Beijing, namun di bandara lain yang disinggahi.

"Jangan bepergian ketika dalam kondisi flu, batuk, sesak napas, dan suhu badan tinggi. Bagi Anda yang melakukan perjalanan ke Wuhan dalam 14 hari terakhir, harap lapor," demikian SMS yang dikirimkan hampir setiap hari oleh Pemerintah Kota Beijing sejak meluasnya wabah virus corona.

Baca Juga: Rekam Tumpukan Mayat Korban Virus Corona, Lelaki Ini Ditangkap Polisi

Saya yang hampir tiga tahun bertugas di Beijing bersama keluarga tentu cemas dengan pemberitahuan rutin itu.

Tiga aggota keluarga saling bergantian menggunakan termometer saku untuk mengecek suhu tubuh masing-masing.

Satu saja di antara anggota keluarga ini ada yang suhunya 38 derajat, maka pupuslah harapan pulang ke Tanah Air.

Informasi mengenai tiga mahasiswa Indonesia batal dievakuasi dari Wuhan, Provinsi Hubei, yang dikenal sebagai episentrum wabah virus mematikan 2019-nCoV, akibat suhu tubuh tiba-tiba naik cukup membuat saya dan keluarga was-was.

Apalagi setelah mendapat kabar bahwa tidak lama setelah pesawat Batik Air yang membawa pulang 238 warga negara Indonesia lepas landas dari Bandar Udara Internasional Tianhe, Wuhan, pada 1 Februari 2020 menjelang subuh, suhu badan ketiga mahasiswa tersebut mulai stabil dan langsung diantar ke asrama kampus masing-masing tanpa harus melalui perawatan khusus.

Baca Juga: Takut Corona, 15 Turis Ditolak Masuk Bali karena Pernah ke China

Sangat mungkin, naiknya suhu badan ketiga mahasiswa itu dipengaruhi faktor psikologis, sebut saja nervous, karena terlalu lama menunggu di Bandara Tianhe sejak sore.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI