Suara.com - Penyebaran masif virus Corona baru atau virus Wuhan di China tengah menggegerkan dunia. Betapa tidak, gara-gara virus tersebut, negara tetangga China menutup perbatasan, maskapai membatalkan penerbangan, dan beberapa negara melarang masuk warga asing yang belakangan berada di China.
Penyebaran virus tersebut kali perdana ditemukan di pusat kota Wuhan di China pada Desember 2019 akhir. Sebanyak 24.500 orang terinfeksi dan 500 lainnya meninggal akibat virus tersebut. Mayoritas korban berada di China, meski kini virus Corona telah menyebar ke banyak negara lain.
Pada 30 Januari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan menyatakan virus Corona sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Tujuannya sebagai upaya untuk membatasi penyebaran virus tersebut ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih ringkih.
Jika dibandingkan wabah lainnya, lalu seberapa bahaya virus Corona ini? Seperti disadur Suara.com dari Al Jazeera, Kamis (6/2/2020), data WHO menunjukkan ada sejumlah wabah yang menggegerkan dunia.
Baca Juga: Wabah Virus Corona, Bebas Visa Warga China ke Indonesia Dicabut!
1. Marburg
Ditemukan kali pertama di Uganda, wabah Marburg muncul pada 1967. Data WHO per 5 Februari 2020 mencatat ada 590 yang terinfeksi dan menimbulkan korban jiwa sebanyak 478 orang.
2. Ebola
Wabah Ebola menyebar kali pertama di Republik Demokrasi Kongo di tahun 1976. Sebanyak 33.687 orang terinfeksi. Berdasarkan data WHO, virus ini menyebabkan 14.693 korban jiwa.
3. Nipah
Baca Juga: KBRI Imbau WNI di Singapura Beraktivitas Normal, Tapi Waspada Virus Corona
Virus Nipah diketahui menular ke manusia melalui hewan seperti kelalawar dai babi. Kali pertama, virus itu ditemukan di Malaysia pada 1999. Sebanyak 496 orang terinfeksi dan 265 lainnya tewas akibat Nipah.
4. SARS
Penyebaran Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) kali pertama di China pada 2002. Virus SARS yang sempat menggegerkan dunia ini, menular ke manusia melalui binatang seperti kelelawar. Dari data WHO, virus SARS telah menginfeksi sebanyak 8.437 orang dan menewaskan sebanyak 813.
5. Flu burung H5N1
Pada 2003, flu burung atau yang dikenal dengan H5N1 menggegerkan dunia. Penyebaran pertama virus yang menular melalui unggas ini, ditemukan di China pada 2003. Sebanyak 861 orang terinfeksi dan 455 lainnya tewas karena virus ini.
6. MERS
Kasus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) kali pertama ditemukan di Arab Saudi pada 2012. Virus yang menular melalui hewan unta ini telah menjangkit 2.494 orang dan menelan 858 korban jiwa selama masa penyebarannya.
7. Flu burung H7N9
Pada 2013 ditemukan jenis baru virus flu burung dengan nama H7N9 di China. Penularannya ke manusia masih melalui unggas. Virus ini menginfeksi 1.568 orang dan menewaskan 616 lainnya selama penyebarannya.
8. Flu babi A(H1N1)pdm09
Virus flu babi yang menular melalui babi mulai menjangkit pada 2009 di wilayah Amerika Serikat dan Meksiko. Sekitar 1 juta orang terinfeksi. Angka kematiannya 123 ribu hingga 203 ribu jiwa.
9. Flu musiman
Flu musiman terjadi saban tahun. Berdasarkan data WHO per 5 Februari 2020, sebanyak lebih dari 1 miliar orang terinfeksi dengan angka kematian 290 ribu hingga 650 ribu orang.
WHO juga memasukkan data terkait virus Corona. Berdasarkan data WHO per 5 Februari 2020, virus ini telah menginfeksi lebih dari 20 ribu orang dan merenggut lebih dari 490 korban jiwa.
Berdasarkan statistik dari China, hingga kini, sekitar 2 persen orang yang terinfeksi virus Corona meninggal. Sebagai pembanding, 10 persen dari 8.437 orang yang terinfeksi SARS selama 2002 hingga 2003 meninggal.
Data ini menunjukkan bahwa virus Corona tidak lebih mematikan ketimbang SARS. Sementara, virus MERS yang berasal dari Arab Saudi pada 2012 memiliki tingkat persentase kematian sebesar 35 persen.
Sementara, menurut analisis yang diterbitkan ilmuwan di Universitas Harvard Amerika Serikat pada 26 Januari, setiap orang yang terinfeksi bisa menularkan virus baru kepada hingga tiga orang. Itu membuat virus Corona baru menular seperti SARS.
WHO mengatakan mereka adalah orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana virus itu beredar yang mungkin berisiko terinfeksi. Kekinian, virus tersebut beredar di China. Mereka yang terinfeksi dari negara lain di antaranya orang-orang yang baru-baru ini bepergian dari China atau yang telah tinggal atau bekerja erat dengan para pelancong. Ini menunjukkan risiko bagi sebagian besar orang di luar China tetap rendah.
Selain itu, WHO, mengutip informasi awal, mengatakan jumlah waktu virus hanya bertahan beberapa di permukaan. "Desinfektan sederhana dapat membunuh virus sehingga tidak mungkin lagi menginfeksi orang," kata badan itu.
WHO pun menyebut orang yang lebih tua atau orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya bakal lebih berisiko memperparah efek virus Corona.
Untuk menghindari virus, WHO merekomendasikan agar orang sering mencuci tangan, menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk, dan menghindari kontak dekat dengan mereka yang sakit.