Curhat Pramugari Dianiaya Mantan yang Pilot, Hamil Tapi Disuruh Aborsi

Kamis, 06 Februari 2020 | 12:37 WIB
Curhat Pramugari Dianiaya Mantan yang Pilot, Hamil Tapi Disuruh Aborsi
Ilustrasi korban kekerasan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - S, pramugari sebuah maskapai swasta di Indonesia menceritakan penganiayaan dari mantan pacarnya (CA) yang berprofesi sebagai pilot training. Ceritanya diunggah ke media sosial dan langsung menjadi viral.

Pengakuan tersebut diunggah melalui akun Twitter @she****eje pada Selasa (28/1/2020).

S mengenal CA melalui media sosial. Awal berpacaran, CA menunjukkan perilaku yang baik.

"Tapi kebaikan dia itu ternyata ada maunya," tulis S.

Baca Juga: Jokowi Ancam Copot Pangdam dan Kapolda Jika Masih Ada Kebakaran Hutan

Singkat cerita, CA mengajak S untuk melakukan hubungan badan yang disertai dengan paksaan dan kekerasan fisik.

"Pacar saya ini tiba-tiba meminta saya untuk melakukan hubungan suami istri. Saya menolak, karna jujur saya benar-benar belum pernah melakukan seperti itu dan saya tahu itu dosa besar. Tapi pacar saya memaksa sangat memaksa saya, disertai dengan pukulan. Saya kaget & takut," ungkap S.

Belakangan, S baru mengetahui bahwa CA merekam video saat mereka berhubungan intim. Ia mengaku berulang kali dipaksa CA melakukan hubungan intim dengan ancaman akan menyebar video tersebut.

"Saya takut pada waktu itu kalau sampai dia menyebarkan video tersebut lalu perusahaan saya tahu bagaimana, pasti saya dikeluarin dari kerjaan saya dan saya mengecewakan orangtua saya terutama mamah saya," kata S.

Perempuan berusia 20 tahun ini sempat tidak bisa lepas dari CA. Bahkan S tidak berani mengadu padahal menderita luka memar karena kekerasan fisik.

Baca Juga: Berkas Penyerang Novel Baswedan Dikembalikan Jaksa, Polri: Itu Wajar

"Saya pernah berantem dengan dia di kamar kos dia, sampai dia melakukan kekerasan ke saya yang sangat parah, dia dorong saya, tampar saya, lalu tendang badan saya, tendang muka saya, lalu menjepitkan kepala saya diantara tembok dan pintu," ungkap S.

Akibatnya, bagian samping mata kiri S jadi memar dan membiru. Bagian bawah mata kirinya juga masih terasa sakit hingga sekarang.

S tidak melakukan visum ataupun melapor ke polisi, meskipun kejadian itu diketahui teman satu kosnya.

Lantaran luka tersebut, ia memutuskan untuk tidak masuk kerja selama 3 minggu. Sehingga membuat S dikeluarkan dari pekerjaannya dan menanggung denda pinalti sebesar Rp40 juta.

Cobaan belum berakhir, S ternyata hamil. Ia meminta pertanggungjawaban dari CA. Namun sang pacar menyuruh untuk menggugurkan kandungan.

"Saya sangat menolak. Lalu pacar saya memberitau kepada ibunya kalau saya hamil, dan respon dari ibunya dia bilang ke pacar saya begini. Kata ibu dia: Mama itu S2 Biologi, Mama tahu betul tentang seperti itu, pacar kamu suruh makan nanas muda yang banyak aja," cerita S.

S marah ke CA dan menolak untuk mengikuti arahan dari orang tua sang mantan. CA merespon dengan mencekik dan menendang perut S.

Perempuan itu kabur dan menceritakan penganiayaan yang diterimanya kepada sang kakak. Pihak keluarga S ingin masalah itu diselesaikan dengan baik.

Namun ibu CA, saat bertemu dengan keluarga S, terus menerus menyalahkan. Keluarga CA emosi dan tidak mau menerima kenyataan bahwa anak mereka telah melakukan penganiayaan.

S didampingi keluarga dan pengacara, akhirnya melaporkan tindakan penganiayaan CA ke Polres Metro Tangerang Kota . Ia juga menunjukkan surat tanda bukti laporan tersebut.

Perempuan ini juga berencana melaporkan perilaku buruk CA ke perusahaan maskapai tempat ia dulu bekerja.

Suara.com telah mengkonfirmasi kepada pemilik utas tersebut. Akun Twitter @she****eje mengakui bahwa dirinya adalah S, korban penganiayaan CA.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI