Anak Disabilitas Meninggal Kelaparan karena Ayah Dikarantina Virus Corona

Rabu, 05 Februari 2020 | 17:29 WIB
Anak Disabilitas Meninggal Kelaparan karena Ayah Dikarantina Virus Corona
Tim medis melakukan pemeriksaan terhadap seorang pasien pada kegiatan simulasi penanganan virus Corona di RSUD Dr. Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Jumat (31/1). [ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas China mencopot dua orang pejabat di kota Huajia yang dinilai lalai merawat seorang remaja penderita cerebral palsy bernama Yan Cheng.

Remaja 16 tahun penyandang disabilitas itu ditemukan meninggal dunia pada Rabu, tak berselang lama seusai ayahnya, Yan Xiaowen dikarantina karena diagnosis terjangkit virus corona sejak 22 Januari 2020.

Semenjak saat itu, Yan Cheng yang hidup seorang diri dan dilaporkan hanya diberi makan dua kali sehari oleh pihak berwenang.

Dialihbahasakan dari ABC News, Rabu (5/2), Yan Xiaowen sempat membuat unggahan di media sosial, meminta bantuan karena anaknya yang ditinggalkan tidak diberi makan dan minuman.

Baca Juga: Komentari Draft Jadwal Liga 1 2020, Mario Gomez: Kalau Saya sih Sudah Oke

Kontan, kisah Yan Cheng memicu kemarahan warganet di media sosial.

Tim ivenstigasi dari pemerintah menyimpulkan bahawa pihak berwenang setempat telah bekerja tidak becus dalam menangani wabah virus corona.

"Pekerjaan yang tidak baik, tidak memuaskan dan tidak mengimplementasikan tanggung jawab dalam kondisi serius menanggulangi wabah," demikian pernyataan tim investigasi.

Kendati begitu, dilaporkan BBC, pemerintah setempat sempat membantah telah melakukan kesalahan. Mereka mengirim foto Yan ketika memberinya makan.

"Dalam beberapa hari terakhir, pejabat desa terlibat dalam proses penanggulangan, staf desa hanya sedikit, tetapi beban kerja pemerintah terlalu berat," ucap juru bicara Wu Chengtao dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: Riza Patria Sambangi Fraksi PDIP Minta Dukungan, Gembong: Gak Bisa Sekarang

"Jelas tidak benar bahwa kami tidak merawatnya," lanjutnya.

Sementara itu, Chen Yueliang dari Kementerian Urusan Sipil China mengatakan, kematian Yan Cheng mencerminkan tragedi memilukan.

Dia mengatakan pemerintah setempat harus berbuat lebih banyak untuk merawat dan membantu para penyandang cacat dan keluarga yang membutuhkan selama masa sulit ini.

Untuk diketahui, jumlah korban meninggal di Provinsi Hubei, China tengah, akibat virus corona melonjak sampai meningkat hingga 65 orang.

Korban tewas akibat virus tersebut totalnya sampai 479 orang hingga Selasa (4/2), demikian laporan stasiun TV pemerintah, Rabu (5/2).

Terdapat 3.156 kasus baru yang terdeteksi di Hubei, yang menjadi pusat wabah virus corona. Angka itu menambah jumlah total di provinsi tersebut menjadi 16.678 kasus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI