Suara.com - Revitalisasi Monumen Nasional (Monas) menuai polemik pasca 191 pohon di kawasan Medan Merdeka ditebang. Akibatnya sisi selatan Monas tampak gersang.
Belakangan, pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghijaukan kembali kawasan tersebut. Mereka mengganti pohon mahoni yang ditebang dengan pohon pule atau pulai.
Berikut perbedaan pohon pulai dengan pohon mahoni yang dirangkum oleh Suara.com, Rabu (5/2/2020):
Manfaat Pohon Pulai
Baca Juga: 3.700 Orang Terjebak Bersama Pasien Virus Corona, Kapal Pesiar Dikarantina
Pohon pulai atau pule sering dimanfaatkan untuk penghijauan. Daunnya hijau mengilat, rimbun dan melebar ke samping sehingga terkesan sejuk.
Tinggi tanaman yang memiliki nama botani Alstonia scholaris ini dapat mencapai 40 meter.
Tapi kayunya jarang dipakai untuk bahan bangunan karena kayunya mudah melengkung jika lembab.
Biasanya, kayu pohon pule dipakai untuk alat-alat rumah tangga, ukiran, atau patung.
Pohon dari jenis tanaman keras ini memiliki bunga yang mekar dibulan Oktober dan beraroma harum.
Baca Juga: Aaliyah Massaid Punya Pacar Baru, Dul Jaelani: Akunya Terlalu Cuek
Getah, kulit dan daun pohon pule memiliki kandungan zat yang dapat dimanfaatkan untuk obat herbal. Seperti untuk mengobati demam, penurun tekanan darah dan nyeri dada.
Mitosnya, pohon pule dianggap keramat dan dihuni roh halus
Manfaat Pohon Mahoni
Pohon Mahoni termasuk dalam jenis pohon besar dengan ketinggian yang mencapai 35-40 meter. Diameter batangnya mencapai 125 meter.
Mahoni juga sering dimanfaatkan untuk penghijauan. Sebab, ia dapat mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air.
Selain itu, Mahoni dapat bertahan hidup di tanah gersang sehingga pohon ini cocok ditanam di tepi jalan.
Kayunya sering dipakai untuk meubel, furnitur, barang-barang ukiran dan kerajinan tangan. Kualitsnya sedikit di bawah kayu jati.
Buah mahoni mengandung antioksidan yang mana dapat membantu terhindar dari serangan radikal bebas. Bijinya dapat membantu menurunkan suhu badan.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta telah kembali menanam sejumlah pohon di kawasan tersebut. Hal itu dikonfirmasi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah yang mengatakan sejauh ini sudah ditanam 300 pohon.
"Sedang dikerjakan perhari Minggu sore sudah ada 300 lebih di kawasan Monas dan sekitarnya sebagai pohon pengganti," ujar Saefullah.
Namun, pohon baru yang ditanan tidak sama jenisnya dengan sebelumnya. Perbedaan jenis pohon ini membuat beragam reaksi muncul di media sosial.