12.137 Ton Makanan Impor China Masih Banjiri Batam

Rabu, 05 Februari 2020 | 14:47 WIB
12.137 Ton Makanan Impor China Masih Banjiri Batam
Aktivitas para pedagang buah-buahan di Blok buah pasar induk kramat jati, Jakarta Timur, Selasa (04/02). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 12 ribu ton lebih makanan impor dari China masih membanjiri Kota Batam. Makanan itu terdiri dari buah dan sayuran.

Hal itu berdasarkan data Pelayanan Lalu Lintas Barang dan Penanaman Modal Badan Pengusahaan (BP) Batam. Produk tersebut terdiri dari anggur segar, apel, bawang bombay, bawang putih, jeruk mandarin, lemon dan orange segar.

Sebelumnya, Pemerintah memutuskan untuk menyetop impor pangan dari China menyusul merebaknya wabah virus Corona yang menewaskan ratusan orang. Kebijakan itu tentu berimbas bagi Kota Batam, Kepulauan Riau yang selama ini pasokan pangannya bergantung dari luar daerah, termasuk luar negeri.

Hingga akhir 2018 lalu, puluhan ton produk makanan dan minuman dari China masuk ke Batam. Produk tersebut kini masih beredar pasaran.

Baca Juga: Virus Corona Pukul Industri Pariwisata Tanah Air

“Semua impor hortikulkura itu izin impornya dari kementerian (perdagangan),” kata Direktur Pelayanan Lalu Lintas Barang dan Penanaman Modal Badan Pengusahaan (BP) Purnomo Andiantono, Selasa (4/2/2020) kemarin.

Selain produk hortikultura, Batam juga mengimpor berbagai jenis makanan dan minuman ringan. Seperti, sohun, kuaci, makarel, kacang-kacangan, coklat, biskuit, permen, buah dalam kemasan, manisan buah, sereal, jamur dalam kemasan, sayur dalam kemasan, daging dalam kemasan dan wafer. Sedangkan minuman kemasan, hanya minuman bersoda saja.

“Kalau izin impor makanan dan minuman kemasan dari China, jumlahnya ada 121.447 karton,” ujarnya.

Untuk impor selain makanan dan minuman dari China, ada barang-barang rumah tangga antara lain plastik hanger, furniture, payung, tempat sikat gigi, ember, baskom, mug.

Andi mengungkapkan untuk awal tahun ini sudah ada impor produk konsumsi dari China. Namun, pihaknya belum bisa memeriksa barang tersebut.

Baca Juga: Update Virus Corona di Indonesia: 40 Orang Negatif, 2 Masih dalam Observasi

“Kami belum bisa periksa datanya karena importer belum pada melaporkan realisasi impor. Karena ini baru awal Januari,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI