Suara.com - Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Rosiade tengah menjadi sorotan lantaran turut andil dalam kasus pengungkapan prostitusi online di Sumatera Barat.
Andre dituding sengaja membuat rekayasa dengan menyewa seorang pekerja seks komersial berisial NN di hotel sebelum digerebek pihak berwajib.
Kabar tersebut seketika memantik respons khalayak baik. Terutama di media sosial, tampak sejumlah politikus melalui cuitannya menanggapi pemberitaan soal Andre.
Mereka meminta penjelasan Andre terkait hal itu. Seperti yang dilakukan oleh Politikus Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi.
Baca Juga: Rocky Gerung Soroti Pemulangan WNI Eks ISIS: Kenapa Menag yang Ngomong?
"Andre, apakah benar anda melakukan hal ini?," cuitnya seperti dikutip Suara.com, Selasa (4/2/2020).
Senada dengan hal itu, Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring juga menunjukkan rasa penasarannya. Ia meminta Andre untuk segera memberi tanggapan.
"Saya sangat setuju 100% memberantas maksiat, mas Andre. Tapi jawab dulu, apakah benar ini berita ini," tulisan Tifatul.
Cuitan Tifatul tersebut lantas ditimpali oleh Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand mengatakan rekayasa penyebakan yang ditudingkan kepada Andre merupakan sebuah tindakan tak elok. Menurutnya, tindakan tersebut mencerminkan sifat zalim.
Baca Juga: Pembangunan Besar-besaran Bikin Permukaan Tanah Semarang Amblas Tiap Tahun
"Pak Tif, penjebakan ini tak patut dilakukan. Memberantas prostitusi tak harus menjebak orang dengan pura-pura menyewanya. Ini langkah tak pantas dibenarkan. Ini namanya dzalim," balas Andre.
Andre Rosiade membantah
Andre Rosiade membantah ikut terlibat dan merencanakan penggerebekan terhadap NN, perempuan berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai PSK di Kota Padang, Sumatera Barat.
Andre, berdasarkan keterangan Polda Sumbar, menyuruh orang, mulai dari memesan NN melalui aplikasi MiChat, hingga memesan kamar di hotel.
Namun, Andre kepada Suara.com, Selasa (4/2/2020), menegaskan bukan dirinya yang memesan NN.
"Kan udah gua jelasin di situ, bahwa pertama gua gak pernah mesen, tidak pernah nama gua mesen. Kan bisa dicek di resepsionis, ada gak nama gua datang ke resepsionis, datang bayar, enggak ada," kata Andre, Selasa sore.
Andre mengklaim, hanya menyerap aspirasi masyarakat yang merasa diresahkan praktik prostitusi online melalui apkikasi MiChat.
"Jadi begini, prostitusi online itu fakta dan nyata, yang selama ini coba untuk ditutup-tutupi. Jadi gua hanya mendengarkan aspirasi masyarakat di Sumatra Barat yang sudah resah. Prostitusi ini merajalela di Sumatra Barat, karaoke ilegal banyak, orang jual miras ilegal banyak, lalu prostitusi online banyak."
Makanya, kata dia, “Karena laporan masyarakat, gua mengajak polisi, gua laporkan ke polisi, pak ini aplikasi MiChat dipakai untuk porstitusi online, ya sudah kita buktikan bersama-sama. Polisi yang gerebek di dalam dan memang terbukti ditahan oleh polisi. Coba tanya dong sama polisi, udah berapa kali yang bersangkutan transaksi," kata Andre.
Pengakuan NN
Sudah lebih dari sepekan, perempuan berusia 26 tahun berinisial NN yang berprofesi sebagai PSK di Padang, Sumatera Barat, meringkuk di sel tahanan Polda Sumbar.
NN digerebek di salah satu hotel berbintang Kota Padang. NN saat ini ditahan oleh penyidik Polda Sumbar.
Meski demikian, pertanyaan tentang siapa lelaki yang berada di Ruang 606 bersama NN masih samar.
Berbeda dengan AS (24), pria diduga muncikari yang ditangkap di Lantai 1 di hotel itu—ketika digerebek, NN berada di dalam Ruang 606 bersama seorang pria.
Saat dihubungi Covesia—jaringan Suara.com, via telepon pada hari kejadian, Minggu (26/1/2020), Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto menyatakan, penggerebekan itu dilakukan berkat informasi anggota DPR RI Andre Rosiade.
Andre Rosiade, kata Stefanus, ingin membuktikan di Kota Padang banyak terjadi prostitusi daring.
Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar itu, kata Stefanus pula, ingin 'membuka mata' Pemerintah Kota Padang dan DPRD Sumbar agar tidak membiarkan polisi bekerja sendiri, melainkan harus bisa bekerja sama.
"Andre ini ingin ikut serta memberantas maksiat tersebut. Ia memancing dan memesan pekerja seks komersial dengan masuk ke aplikasi MiChat melalui akun temannya. Iapun melakukan transaksi dan disepakati harga Rp 800.000 di salah satu hotel di Kota Padang," kata Bayu seperti diberitakan Covesia, Selasa (4/2/2020).
Setelah itu, beredar informasi pria bersama NN adalah "orang suruhan" Andre Rosiade.
Orang tersebut diduga dibayar Andre untuk menjebak NN, dengan tujuan membuktikan prostitusi daring nyata di Kota Padang.