Suara.com - Anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Andre Rosiade menyangkal sebagai orang di balik terkait aksi penggerebekan terhadap prostitusi daring di kamar 606 Hotel Kyriad Bumi Minang, Sumatra Barat pada pekan lalu.
Baginya, tindakan itu bagian dari memenuhi aspirasi masyarakat dan sebagai shock therapy guna menghilangkan tindak maksiat dari daerah itu.
“Kita mendengar aspirasi dari masyarakat, mendengarkan masukan dari masyarakat bahwa aplikasi MiChat ini dipakai prostitusi online di Kota Padang,” ujarnya kepada Suara.com, Selasa (4/2/2020).
Menurutnya, langkah yang diambilnya itu—dengan memancing PSK lewat aplikasi—bukanlah tindakan yang salah.
Baca Juga: Bayar Pakai Voucher, PSK Gang Royal Diupah Rp 90 Ribu Sekali Naik Ranjang
"Saya koordinasi dengan pihak kepolisian, melaporkan hal ini ke kepolisian bahwa ada masalah ini. Ya sudah, pihak kepolsian Bersama-sama kami melakukan penggerebekan, gitu loh,” kata dia.
Ketua DPD Gerindra Sumbar ini percaya jika tindakan yang dilakukannya bermanfaat bagi setiap pemangku kepentingan, di Kota Padang khususnya.
“Minimal ini shock therapy pertama, itu satu. Yang kedua selain shock therapy, ini bisa membuka mata seluruh stakeholder di Kota Padang bahwa ada masalah yang harus kita hadapi bersama-sama, gitu loh,” tambahnya.
Dia juga mengatakan, tindakan yang dilakukannya semata untuk menyelamatkan generasi di Kota Padang, dan Sumatra Barat, agar tidak terjerumus dalam praktik prostitusi dan menjadi korban atas hal itu.
“Jangan sampai anak kita, keponakan kita, keluarga kita menjadi korban. Dan itu sudah terbukti kemarin. Konpers Kapolres bahwa ada anak SMP yang diperjualbelikan di aplikasi MiChat, melayani tiga orang per hari hanya dibayar Rp 200 ribu,” sebutnya.
Baca Juga: Simpan 34 PSK di Penampungan Gang Royal, 7 Orang Jadi Tersangka
Sebelumnya, Andre sempat mengakui orang yang memesan kamar 606 di Hotel Kyriad Bumi Minang pada Minggu (26/1/2020) adalah ajudannya bernama Bimo.