China Mulai 'Kewalahan' Hadapi Wabah Virus Corona

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 04 Februari 2020 | 13:06 WIB
China Mulai 'Kewalahan' Hadapi Wabah Virus Corona
Simulasi penangan Virus Corona di RS Margono Soekardjo Purwokerto pada Senin (3/2/2020). [Suara.com/Anang Firmansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepemimpinan tertinggi China mengakui "kekurangan dan kelemahan" dalam tanggapan negara tersebut terhadap wabah virus corona yang mematikan.

Komite Tetap Politbiro Partai Komunis China mengatakan sistem manajemen kedaruratan nasional perlu ditingkatkan.

Komite memerintahkan penindakan keras terhadap pasar-pasar satwa liar, yang merupakan asal virus tersebut.

Hingga saat ini, lebih dari 17.000 kasus telah dikonfirmasi di Cina, dengan laporan terkini sudah mencapai 400 lebih kematian, dan lebih dari 150 kasus di negara lain, dengan satu kematian di Filipina.

Baca Juga: Hong Kong Konfirmasi Kematian Pertama karena Virus Corona Wuhan

Ini adalah angka terbaru dari Komisi Kesehatan Nasional. Namun, televisi China pada Selasa pagi waktu setempat melaporkan angka-angka baru dari provinsi Hubei, episenter wabah, menambahkan 64 kematian dan 2.345 kasus.

Jumlah korban jiwa di China, tidak termasuk Hong Kong, sekarang melebihi jumlah orang yang mati dalam wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) pada tahun 2002-03. Wabah tersebut mengakibatkan 349 orang meninggal dunia.

Akui Ada Kekurangan dan Kelemahan

Pasien corona. (Antara)
Pasien corona. (Antara)

Kepemimpinan tertinggi China mengakui "kekurangan dan kelemahan" dalam tanggapan negara tersebut terhadap wabah virus corona yang mematikan.

Virus corona baru ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut yang parah. Gejala biasanya dimulai dengan demam, diikuti batuk kering.

Baca Juga: Ekonomi Global Dihantam Virus Corona, Perbankan Siap-siap Kena Imbasnya

Wabah berdampak pada saham Cina ketika pasar finansial kembali dibuka pada hari Senin setelah liburan Tahun Baru Imlek. Indeks Shanghai Composite menutup pasar dengan 8% lebih rendah, penurunan harian terbesar selama lebih dari empat tahun.

Laporan pertemuan komite tetap, yang diketuai oleh Presiden Xi Jinping, dimuat kantor berita resmi Xinhua.

Mereka mengatakan ada pelajaran yang harus diambil dari apa yang mereka sebut "ujian besar" bagi sistem pemerintahan China.

"Menanggapi kekurangan dan kelemahan yang terungkap dalam menanggapi epidemi ini, kita harus meningkatkan sistem manajemen kedaruratan nasional dan meningkatkan kemampuan kita dalam menangani tugas-tugas mendesak dan berbahaya," kata laporan tersebut.

Salah satu bidang yang harus ditangani adalah perdagangan satwa liar ilegal, yang harus "dilarang dengan tegas", sementara pengawasan pasar harus diperkuat.

Diduga bahwa sebuah pasar di kota Wuhan, provinsi Hubei adalah sumber penyebaran virus. Pada hari Senin, studi oleh seorang pakar virologi Cina mengatakan kelelawar kemungkinan merupakan sumbernya.

Wuhan tetap menjadi "prioritas utama" dan staf medis tambahan akan dikirim ke sana, kata komite.

Mereka mengatakan para pejabat harus memikul tanggung jawab penuh atas tugas mereka dalam pencegahan epidemi, dan mereka yang gagal melakukannya akan dihukum.

Terungkap bahwa dua pejabat di kota Huajiahe dicopot dari jabatan mereka setelah seorang remaja yang mengidap lumpuh otak (cerebral palsy) meninggal setelah ayahnya - dan satu-satunya pengasuhnya - dikarantina karena dicurigai terinfeksi virus corona.

Peningkatan angka kematian pada hari Minggu - 57 - merupakan yang terbesar dalam satu hari sejak virus terdeteksi akhir tahun lalu. Semua korban jiwa kecuali satu berada di provinsi Hubei. Kematian yang terjadi pada hari Senin tampaknya melampaui itu.

Dua rumah sakit baru dibangun secara kilat di Wuhan, meskipun belum sepenuhnya beroperasi.

Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 300 juta itu telah diperintahkan untuk mewajibkan penggunaan masker di tempat umum.

Namun ada kekurangan peralatan dan Kementerian Luar Negeri China pada hari Senin meminta bantuan kepada negara-negara lain.

Juru bicara Hua Chunying mengatakan: "Yang paling dibutuhkan China saat ini adalah masker medis, pakaian pelindung, dan kacamata keselamatan."

Beberapa kota, termasuk Shanghai, memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek, dengan banyak sekolah masih tutup.

Sumber: BBC Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI