Tingkat Kemacetan Tak Berkurang, Pemprov DKI: Capaian Luar Biasa

Selasa, 04 Februari 2020 | 12:58 WIB
Tingkat Kemacetan Tak Berkurang, Pemprov DKI: Capaian Luar Biasa
Warga Jakarta harus menghabiskan waktu hingga 63 jam di jalan akibat kemacetan.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jakarta menjadi kota dengan tingkat kemacetan yang tidak berubah sejak tahun 2018 menurut laman penyedia informasi kemacetan kota dunia, tomtom.com.

Terkait itu, Pemprov DKI Jakarta menganggap hal ini sebagai prestasi luar biasa.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan kendaraan 10 persen setiap tahunnya. Ia menganggap pihaknya berhasil melakukan sosialisasi dan edukasi hingga tingkat kemacetan tak bertambah.

"Artinya 53 persen ini suatu capaian luar biasa justru," ujar Syafrin saat dikonfirmasi, Selasa (4/1/2020).

Baca Juga: Batam Bersepeda Digelar Senin Pagi, Para Pekerja Meradang Jalanan Macet

Ia mencontohkan kebijakan perluasan ganjil genap yang dilakukan tahun lalu. Menurutnya program ini cukup berhasil meningkatkan kecepatan laju kendaraan di 25 ruas jalan.

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di sepanjang jalan Cikini, Jakarta, Rabu (31/7). [Suara.com/Oke Atmaja]
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di sepanjang jalan Cikini, Jakarta, Rabu (31/7). [Suara.com/Oke Atmaja]

Ia menjelaskan rata-rata kecepatan kendaraan di Jakarta meningkat dari 25 km/h menjadi 33 km/h. Karena itu jika ganjil genap tak diperluas, kata Syafrin, maka tingkat kemacetan dari 53 persen justru akan turun.

"Artinya ini cukup menyumbang. Bayangkan jika tidak dilakukan apa-apa tentu tidak bisa kita pertahankan 53 persen," jelasnya.

Selain itu, ia menyebut di Jakarta sejumlah faktor penambah kemacetan juga bertambah sepanjang tahun. Salah satunya seperti pembangunan atau berbagai proyek yang menjadi penyebab kemacetan.

"Diitambah dengan pembangunan infrastruktur yang masif tetapi kita tetap mempertahankan apa namanya kinerja lalu lintas dengan baik," pungkasnya.

Baca Juga: Terjebak dalam Lift Macet, Pengunjung Pasar Tanah Abang Blok A Histeris

Diketahui, DKI Jakarta menempati peringkat 10 kota termacet di dunia versi laman daring penyedia informasi kemacetan di kota-kota dunia, tomtom.com. Meski demikian, sebenarnya tingkat kemacetan di Jakarta tidak mengalami penurunan.

Secara peringkat, ibu kota Indonesia ini memang berhasil turun tiga peringkat. Pada tahun 2018, Jakarta menempati urutan tujuh.

Namun tingkat kemacetan di tahun 2019 dan 2018 tidak berubah, yakni 53 persen. Tidak ada kenaikan atau penurunan sejak 2017 tingkatnya berkurang delapan persen.

Peringkat Jakarta sendiri bisa turun karena adanya kota baru yang disurvei tomtom. Terhitung di tahun 2019 ada 416 kota dan 2028 403 kota. Terjadi penambahan sebanyak 13 kota.

Dari 13 kota yang baru dimasukan itu, tiga di antaranya langsung menyalip tingkat kemacetan di Jakarta. Kota-kota itu di antaranya adalah Bengaluru dari India, Manila dari Filipina dan Pune dari India.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI