Suara.com - Ribuan warga Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), diperkirakan eksodus meninggalkan Kota Ranai, Natuna. Mereka pergi dengan menggunakan KM Bukit Raya di Pelabuhan Selat Lampa.
Rata-rata ingin meninggalkan Natuna, setelah daerah itu ditetapkan sebagai lokasi observasi ratusan WNI dari Wuhan, China, demikian dilansir dari laman Batamnews.co.id (jaringan Suara.com), Selasa (4/2/2020).
Warga Natuna ketakutan penyakit tersebut menyebar di kampung mereka. Bahkan saking paniknya, pemerintah daerah setempat mendadak meliburkan seluruh sekolah di Natuna.
Belakangan dianulir setelah ditegur Menteri Dalam Negeri. Namun sayang, para warga dan anak sekolah sudah keburu meninggalkan Natuna.
Baca Juga: Warga Natuna Tolak WNI dari Wuhan, Bupati: Biasa, Orang Kampung Was-was
Gelombang massa pun menggelar demonstrasi penolakan WNI dari Wuhan di Bandara Raden Sadjad Natuna.
Hanggar Lanud TNI AU itu didemo berhari-hari. Hingga kemarin gelombang massa masih terus berdatangan.
Bupati Natuna Hamid Rizal berikut Wakil Bupati Ngesti mengaku tak mengetahui mengenai kebijakan pemerintah pusat menjadi Natuna sebagai tempat observasi tersebut. Mereka pun buang badan.
WNI dari Wuhan itu akan diobservasi selama empat belas hari. Sejumlah pertanyaan dari warga Natuna pun bermunculan.
"Dalam logika warga awam, jika dinyatakan sehat, kenapa harus diobservasi. Itu hal yang menjadi polemik hingga saat ini," tukas Ardi, salah satu warga di Ranai.
Baca Juga: Ada WNI dari Wuhan, Mahfud MD Minta Sekolah di Natuna Tidak Diliburkan
Pemerinta pusat mengaku memberikan jaminan kepada masyarakat Natuna. Sekolah pun batal diliburkan.