Ia adalah anak bungsu dari 12 bersaudara buah pernikahan pasangan Moestaman dan Masfuah.
Semasa kecil, Moeldoko terbiasa hidup serba kekurangan, dengan ayah yang mencari nafkah dari berdagang palawija, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.
Dia mengaku pernah hidup terlunta-lunta setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jombang, Jawa Timur.
"Saya bosan miskin, sudah tidak tahan lagi saat itu. Alhamdulillah semua berubah karena saya sekolah," ujar Moeldolko di hadapan ratusan mahasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) di Jakarta, Selasa.
Baca Juga: Soal Rizieq Shihab, Moeldoko: Kertas Kosong pun Didiskusikan
Dia menambahkan, kalau tidak sekolah, mungkin saat ini bekerja sebagai pengembala kambing. Namun karena ia pantang menyerah, nasibnya pun berubah menjadi lebih baik.
Moeldoko merupakan alumni Akabri 1981 dan meraih Bintang Adhi Makayasa. Sejumlah penghargaan diraih dan pada 2014 Moeldoko juga meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia.
Moeldoko mengaku yakin pendidikan merupakan satu-satunya cara baginya untuk keluar dari lingkar kemiskinan. Oleh karenanya, Moeldoko berusaha untuk terus sekolah.
"Anda tidak akan bisa maju tanpa bekerja keras. Untuk itu harus terus bekerja keras dan pantang menyerah," pesan Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI itu.