Deddy pun menanggapi, "Artinya ibu menunggu kata-kata Pak Moeldoko sampai jadi panglima baru meninggal."
Kemudian, Deddy pun bertanya, "Sebagai seorang tentara, lulusan terbaik, kehilangan seorang ibu apakah sama saja seperti manusia biasa pak?"
Moeldoko tidak memungkiri, keberhasilannya karena sang ibu. Menurut Moeldoko, sang ibu memiliki kekuatan untuk membesarkannya dalam kondisi yang serba kekurangan. Pun demikian sang bapak.
"Begitu ibu saya meninggal, ada sesuatu yang hilang dari hidup saya. Waktu itu saya merasa belum bisa memberikan sesuatu kepada orang tua saya, meski saya berusaha memberikan perhatian yang terbaik," ujar Moeldoko.
Baca Juga: Soal Rizieq Shihab, Moeldoko: Kertas Kosong pun Didiskusikan
Deddy pun menanggapi, "Kalau tentara itu kan konon kabarnya nggak boleh nangis pak, tapi gimana kalau menanggapi hal seperti ini pak?"
Moeldoko pun mengatakan sering tidak sadar meneteskan air mata ketika membicarakan tentang sosok sang ibu.
"Saya sering (meneteskan air mata--red) secara tidak sadar kalau sudah membicarakan hal itu. Keluar air mata saya waktu (diwawancarai) di TV. Kepancing juga," ujar Moeldoko.
Salah seorang warganet yang membubuhkan komentar di video tersebut mengatakan bahwa bagian ketika Moeldoko bicara tentang ibunya merupakan bagian yang paling membuat merinding.
"Part mengenai ibu di sini 3:30 yang paling bikin merinding :(" tulis pengguna akun Never Getting Old.
Baca Juga: Moeldoko: KSP Siap Mengawal Pelaksanaan RKP 2020
Sekadar informasi, Moeldoko merupakan tokoh militer Indonesia kelahiran Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kota Kediri, Jawa Timur pada 8 Juli 1957.