Suatu hari, Gus Han hendak mengadakan tasyakuran kecil-kecilan di rumah. Saat itu sedang marak-maraknya aplikasi pesan instan BBM, belum ada WhatsApp.
“Saya mencoba membuat undangan tanpa kertas, maka saya pun membroadcast cukup melalui media BBM, dan salah satu yang saya share adalah Gus Sholah. Pikir saya yang penting doanya dari apa yang saya maksudkan, itu sudah Alhamdulillah. Tapi ternyata di luar dugaan beliau berkenan hadir ke rumah bersama Bu Nyai dalam acara tasyakuran kecil-kecilan tersebut,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, kata Gus Han, Gus Sholah bercerita panjang lebar tentang pesantren, terutama pesantren yang diasuhnya: Pondok Tebuireng.
Gus Sholah menyampaikan tentang rencana regenerasi di Tebuireng tentang siapa dan kapan.
Baca Juga: Ribuan Pelayat Ingin Ikut Makamkan Gus Sholah
“Dan Gus Sholah itu sudah sudah selesai dengan hidupnya, sehingga beliau merasa tidak ada beban untuk berbeda dengan yang lain jika beliau yakini benar,” katanya.
Gus Han mengatakan, berkali-kali Gus Sholah menyampaikan rasa syukurnya atas “capaian usia” yang melampaui kakaknya: Gus Dur.
“Saya yakin beliau kini bersukacita, karena kini sudah bisa bersama-sama di alam sana.”